Lihat ke Halaman Asli

Abby Crisma

Hamba Allah Biasa | Anak'e Ibu | Citizens

Renungan Jumat: Surga, Neraka, dan Ridho Tuhan

Diperbarui: 10 Februari 2023   16:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

A contemplating (A photo by Fatih Maraşlıoğlu via pexels.com)

Tidak perlu menutup mata, bahwa sebagian besar dari apa yang kita usahakan sejauh ini memang belum sepenuhnya digantung dan berorientasi pada Tuhan Yang Maha Esa. Kita bekerja untuk memenuhi kebutuhan lahiriah semata, yang bahkan seringkali kebablasan, menjadi budak bagi nafsu yang tidak ada habisnya.

Begitu juga dengan ibadah. Yang seharusnya adalah bentuk cinta dan penghambaan kepada Tuhan, malah sekedar ditujukan pada urusan 'supaya masuk surga dan menjauhi neraka.' 

Lalu, apakah pantas seperti itu? Bisa jadi, bisa juga tidak. 

Sebelumnya, ada beberapa hal yang perlu kita sadari sebagai umat beragama terkait surga dan neraka. Keduanya adalah hak prerogatif Tuhan, yang mana makhluk tidak berwenang untuk menghakimi kelayakan dirinya sendiri maupun orang lain terhadap dua hal tersebut. Makhluk hanya dianjurkan untuk terus berusaha beramal baik, saling menasihati dalam taat dan sabar, lalu kembali berserah diri pada-Nya. Dengan melaksanakan perintah tersebut, maka keridhoan Tuhan tinggal tunggu waktu saja.

Setelah ridho Tuhan jatuh pada kita, maka selamat dihaturkan. Besar kemungkinan surga adalah tempatnya. Namun surga bukan sebatas area yang indah, nyaman, abadi, dimana bisa bersenang-senang selamanya di sana, sebagaimana bayangan kita sampai saat ini. Adapun sebetulnya, kehebatan sejati dari surga adalah karena ia sebagai simbol dari ridho Tuhan itu sendiri. 

Neraka pun sebaliknya. Memang, selama ini yang membuat neraka menakutkan bagi makhluk adalah siksaannya. Mungkin banyak dari kita membayangkan lidah bakal dipanaskan karena sering berbohong, kaki dan tangan dipotong karena berbuat kasar, mata dicongkel karena sering melihat hal-hal buruk, dan lain sebagainya. 

Tidak salah juga mengimajinasikan neraka seperti itu. Namun kembali lagi, ada satu yang perlu kita yakini, bahwa neraka bisa menjadi tempat yang sangat mengerikan karena wujud dari ketiadaan ridho Tuhan di sana.

Semua kenikmatan di surga hakikatnya adalah simbol dari ridho Tuhan, dan sebaliknya, kesengsaraan di neraka menjadi bukti tidak diridhoi oleh-Nya. Akhir kata, apabila telah berhasil menyadari kedua hal tersebut, saya rasa baru lah pantas usaha dan ibadah kita hanya ditujukan untuk 'mengejar surga dan menghindari neraka' semata. 

Jumat, 12 Rajab 1444 H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline