Lihat ke Halaman Asli

Abby Crisma

Hamba Allah Biasa | Anak'e Ibu | Citizens

Pujangga-pujangga Tahi Kucing

Diperbarui: 13 Januari 2023   18:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kucing berak dan pujangga bijak (cat's photo by kucingmeeong.com, the poet by KoolShooters/pexels.com)

Kelanaku berhenti, papasan meriam tinggi
Terbentang, siap hendak menembak
Dan tepat itu menembak, seketika sesak.
Kurang lebih, seperti ini dentumannya:

"Dikau salah, ini tidak benar kawan
kudunya ‘tai’ pakai ‘h’, jadi ‘tahi’
dan, buat apa juga mencatumkan tahi,
dalam tulisan-tulisan yang tak jelas ini
Ini sangat amoral. Amat tak berpendidikan"

Sekilasku berang.
Agar kian tenang,
kuhembuskan saja,

kentutku.

Dan begini kukira
suara hembusannya:

"Hingga kapanpun
oleh siapapun
mau brattt, brettt, brottt, crrettt
Tak kan pernah ada tai yang baku
begitu pula dengan puisi,
dan sajak era kini,
dan lagak elitisnya,
para pujangga tahi kucing"

Yogyakarta, 2022




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline