Kompasiana Awards 2017 memang masih terlalu dini dibicarakan pada triwulan pertama ini. Pun juga sudah terlalu lewat untuk memperbincangkan Kompasiana Awards 2016. Namun, Saya sempat terlibat percakapan menarik dengan seorang mentor menulis saya di kantor yaitu Mas Anggi Afriansyah tentang penghargaan Kompasianer of The Year. Beliau bercerita sembari memberi semangat pada Saya untuk konsisten menulis serta senantiasa belajar dari membaca tulisan-tulisan para jawara. Merasa tergelitik dengan hal itu, Saya berusaha menelusuri rekam jejak para jawara Kompasiana Awards sejak 2011 – 2016. Saya ingin tahu capaian-capaian dalam angka atas prestasi para jawara menggunakan kolom statistik yang muncul di setiap akun para jawara. Siapa tahu jika Saya yang pemula ini dapat tertular keberhasilan para jawara ketika berupaya mengejar capaian-capaian mereka.
Untuk memenuhi rasa ingin tahu itu, Saya melakukan riset sederhana pada 14 Maret 2017. Sebagai langkah awal, Saya menelusuri kembali siapa saja para jawara Kompasiana Awards 2011 hingga 2016. Obyek yang saya amati hanya merujuk pada kategori Kompasianer of The Year dengan pertimbangan sebagai satu-satunya kategori yang konsisten muncul diantara berbagai kategori sejak 2011 – 2016. Sebagai pengingat, kita dapati nama Ibu Christie Damayanti pada penghargaan tertinggi ini di tahun 2011. Tahun 2012, kembali seorang wanita mencapai prestasi tertinggi di ajang ini tak lain yaitu Ibu Maria Hardayanto. Bapak Yusran Darmawan berhasil menggeser dominasi wanita pada ajang tahunan ini dengan menjadi yang terbaik di tahun 2013. Ketangguhan kaum Adam kembali terbukti dengan singgasana tertinggi tahun 2014 untuk Bapak Tjiptadinata Effendi yang sangat produktif hingga saat ini. Tahun 2015 menjadi titik balik dominasi kaum Adam di posisi puncak ajang ini dengan menempatkan Bapak Muhammad Armand yang sekaligus meraih People Choice Awards 2015. Srikandi yang kembali berhasil menduduki posisi puncak akhir tahun lalu yaitu Ibu Yayat yang telah bergabung di kompasiana sejak 2009 lalu. Dari data para jawara tersebut, langkah pengumpulan dan tabulasi data atas capaian mereka mulai dilakukan.
Selanjutnya, langkah kedua dirasa cukup menyenangkan dan mengharuskan Saya melakukan beberapa hal sekaligus. Saya harus membuat template sesuai dengan apa yang ingin saya ketahui. Kemudian Saya memeriksa satu per satu akun para jawara untuk mencatat angka-angka dalam kolom statistik mereka. Saya mencatat setiap angka yang tertera pada 14 Maret 2017 untuk kemudian di-entry dalam template perhitungan yang sudah dibuat. Banyak hal menarik yang dapat diamati tentunya, namun Saya memilih hanya mendeskripsikan beberapa saja. Tanpa bermaksud untuk membandingkan maka Saya membuat ulasan secara umum tentang angka-angka capaian tersebut.
Saya menampilkan beberapa poin dalam bentuk naratif dan sebagian lain dalam bentuk rasio-rasio capaian yang penting untuk disampaikan. Rentang waktu memulai menjadi kompasianer hingga memperoleh penghargaan mengawali ulasan Saya. Selanjutnya, beberapa indikator lain yang menunjukkan produktivitas kompasianer dilihat berdasarkan atas rerata jumlah artikel per tahun maupun per bulan yang ditulis masing-masing jawara. Sementara itu, dari aspek kualitas, rerata rasio jumlah artikel terpilih sebagai artikel pilihan, rerata rasio artikel terpilih sebagai headline, dan rerata jumlah artikel dibaca dan dinilai oleh pembaca kompasiana turut dipergunakan.
Hasil tabulasi data menunjukkan bahwa rerata rentang waktu para jawara terpilih sebagai Kompasianer of The Year dari awal mulai menulis di kompasiana yaitu tiga tahun. Setidaknya terdapat tiga jawara yang berhasil mencatatkan rekor lebih cepat yaitu antara 1 – 2 tahun, sementara tiga lainnya berada di atas rata-rata. Salah satu jawara bahkan harus menunggu hingga tujuh tahun untuk dapat terpilih menjadi yang terbaik. Lebih lanjut, lima dari jawara tersebut masih aktif menulis hingga Maret 2017, namun salah satunya tampak terakhir kali menambah artikel pada 2015.
Terkait pula dengan rentang waktu, Saya mendapati setidaknya para jawara telah secara aktif menulis sejak 5 – 8 tahun lalu. Dalam rentang waktu tersebut, rata-rata total seluruh jawara menghasilkan 1.151 artikel sepanjang bergabung menjadi kompasianer. Sungguh jumlah yang tidak sedikit dan menunjukkan kapasitas produktivitas mereka. Jika dihitung rerata per tahun dari total artikel seluruh jawara, masing-masing jawara menghasilkan sekitar 193 artikel. Dari jumlah tersebut, tiga orang tercatat berada di bawah rerata yaitu kisaran 32 – 78 artikel, sementara tiga sisanya melesat jauh dengan kisaran 219 – 516 artikel per tahun. Dalam rentang waktu pengukuran yang lebih pendek, secara total masing-masing jawara rata-rata menghasilkan 16 artikel per bulan. Namun, setidaknya terdapat tiga jawara yang menuliskan artikel hanya 3 – 6 buah per bulan. Dengan menyadari data ini, setidaknya kita tidak perlu pesimis dengan jumlah artikel yang dapat kita hasilkan per bulan, namun kita perlu fokus untuk dapat menulis secara konsisten.
Jika diamati dari sisi kualitas tulisan, artikel pilihan editor tentu menjadi salah satu penanda bahwa artikel kompasianer layak dibaca. Hasil tabulasi menunjukkan rata-rata 75% artikel para jawara terpilih sebagai artikel pilihan editor. Dari rasio tersebut, setidaknya terdapat dua kompasianer tercatat dibawah rerata total. Meski demikian, mereka mencatatkan rasio antara 61 – 68% atau dapat dibilang bahwa lebih dari setengah tulisan mereka mendapatkan perhatian editor. Sebuah catatan angka yang cukup bagus tentunya bagi seorang kompasianer.
Sebagai penyeimbang dalam menilai kualitas tulisan para jawara, rerata jumlah artikel dibaca dan penilaian dari pembaca turut pula diulas. Keseluruhan jawara setidaknya tercatat memiliki tulisan yang telah dibaca hingga 1.747 kali. Dari jumlah tersebut, setidaknya hanya dua kompasianer yang berhasil mencatatkan diri di atas rata-rata dengan dibaca pada kisaran 2.413 – 2.776 kali. Namun, angka ini cenderung sedikit bias karena setiap kali penulis membaca artikelnya, perhitungan tetap dilanjutkan atau dengan kata lain jumlah artikel dibaca tidak mencerminkan jumlah pembaca secara riil. Untuk mengetahui setidaknya berapa jumlah pembaca riilnya, perhitungan terhadap penilaian dari pembaca dirasa tepat digunakan. Secara total, rata-rata setiap artikel para jawara mendapatkan penilaian oleh 10 pembaca. Dari data itu pula, Saya mendapati hanya tiga orang yang berhasil mencatatkan nilai dari pembaca di atas rata-rata dengan kisaran 11 – 18 penilai untuk setiap artikel yang ditulis.
Ya tentu ini hanyalah ulasan sederhana dalam memenuhi keingintahuan Saya. Sudah barang tentu tidak perlu pula lantas dijadikan acuan dalam upaya menjadi yang terbaik. Penilaian atas siapa yang berhak menyandang Kompasianer of The Year kiranya telah dilakukan dengan sangat matang oleh editor dan pengelola Kompasiana. Meski demikian, angka – angka tersebut diharapkan dapat menjadi pemacu peningkatan produktivitas, konsistensi dan perbaikan kualitas tulisan kita. Namun, siapa tahu jika mulai saat ini Anda menggunakannya sebagai pembanding, bukan hal yang tidak mungkin Anda kelak menambah deretan kolom Jawara Kompasianer of Ther Year dalam database Saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H