Lihat ke Halaman Asli

Akhirnya Indonesia Membuka Keran Impor Daging Ayam Brasil , Gara-gara Kalah di WTO

Diperbarui: 23 Agustus 2019   11:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Setelah tiga kali kalah dari Brasil dalam sidang sengketa di World Trade Organization (WTO), Indonesia diwajibkan menerima impor ayam dari Brasil dan tidak memiliki alasan lagi untuk menolak "goyangan samba" daging ayam impor dari negeri samba tersebut.

Pengusaha ternak, Abbi Angkasa Perdana Darmaputra mengatakan, berdasarkan data-data dari beberapa sumber, produksi versus konsumsi ayam di Indonesia dalam posisi surplus (oversupply) selama 3 tahun berturut turut.

"Masuknyaayam asing ke Indonesia menjadi tidak tepat. Karena supplainya masih melimpah. Satu-satunya yang akan menjadi masalah utama adalah segi teknologi dan efisiensi negara Brasil yang membuat harga pokok penjualan (hpp) dan modal dasar dari ayam Brasil menjadi lebih murah," katanya pada wartawan di Bandung, Kamis (15/8/2019).

Lebih lanjut Abbi mengatakan, pemerintah sudah berusaha keras membendung sejak 2014. Namun ini adalah titik klimaksnya. Tidak dapat lagi dibendung bahwa Brasil akan memasarkan ayamnya di Indonesia.

"Peternak rakyat akan ditantang dengan masalah baru dimana mereka dengan modal pas-pasan harus meng-upgrade kandangnya. Mencari efisiensi lagi supaya lebih murah hpp produksinya," papar Abbi.

dr Abbi Angkasa Perdana Darmaputra adalah salah satu contoh dari kumpulan peternak yang tergabung di Bogor hingga Purwakarta. Terdiri dari beberapa peternak kecil yang bermitra agar mampu efisien patungan beli pakan dan DOC.

Putra dari tokoh peternak ayam nasional, H. Tri Hardiyanto yang merupakan Ketua Pembina Gopan (Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional) ini merupakan salah satu potret peternak yang kebingungan. Istilahnya sudah jatuh tertimpa tangga. Setelah belum lama kabar harga ayam hancur hingga Rp10.000,- di level peternak pada bulan Juni lalu, sekarang para peternak dibingungkan dengan akan hadirnya ayam impor.

Abbi memaparkan, sebelum usaha ayamnya yang dimulai sejak populasi sangat kecil awal tahun 2019, Abbi sudah mengenyam pengalaman di beberapa usaha hingga memperoleh penghargaan-penghargaan di dunia IT dan teknologi.

"Setelah musibah besar yang nenimpa usaha saya dan masalah dengan para investor hingga berhutang milyaran rupiah, saya hancur dan kembali ke titik nol lagi," jelasnya.

Dengan beban hutang cicilan yang besar, melalui support ilmu dan sisa-sisa kandang rakyat yang sudah mau roboh yang didapat melalui mitra kenalan orang tuanya sewaktu masih berbisnis ayam dulu di sekitar Kabupaten Bogor, Abbi memulai kembali usahanya. "Saya memulai lagi bisnis ayam dari nol. Pastinya dengan dukung lingkungan yang positif saya bisa bertahan hingga sekarang," ujar Abbi.

Masalah import ayam Brasil membuat Abbi harus berfikir keras agar mampu bersaing kedepannya. "Mitra-mitra peternak kecil binaan saya mulai bertanya tentang keadaan ini. Belum selesai dengan isu harga ayam murah dan hpp mahal. Abbi dan peternak kecil binaannya harus kembali dihantui masalah baru," pungkas Abbi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline