Lihat ke Halaman Asli

Bayu Ilham Sulaiman

Pendiri Dewan Perwakilan Politik

Kenali 3 Jenis Kampanye Politik

Diperbarui: 14 September 2018   17:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tolak Politik Uang (Sumber: medan.tribunnews.com)

Indonesia saat ini telah memasuki tahun-tahun politik. Seperti biasanya, di tahun politik biasanya tidak sedikit rakyat yang memanas atau bahkan ribut satu sama lain. Ini yang sangat kami sayangkan

Dan yang kami sayangkan juga adalah kurangnya kepedulian rakyat tentang ilmu politik. Karenanya kita dapati tidak sedikit rakyat Indonesia yang tidak mengerti tentang perbedaan kampanye politik positif, negatif, dan hitam. Maka dari itu kami disini mencoba menjelaskannya

Tapi sebelum menjelaskan, karena saat ini Indonesia sedang berada di kampanye politik capres, maka dari itu kami akan memberi contoh dengan masing-masing pasangan capres

1. Kampanye Positif

Singkatnya, kampanye positif adalah kampanye yang bertujuan untuk memuji atau menjagokan calon pemimpin yang ingin dipilih. Menganjurkan orang lain untuk dapat memilih calon pemimpin yang dimaksudkan dengan cara-cara yang benar

Contoh 1: Capres yang ini penyabar. Walaupun banyak yang memfitnah beliau, tetapi beliau tidak mempidanakan yang memnfitnah

Contoh 2: Capres yang ini cukup tegas, dan dari kata-katanya saja kita bisa melihat bahwa beliau sangat mementingkan kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadi

2. Kampanye Negatif

Jika kampanye positif adalah untuk menganjurkan orang lain untuk memilih calon pemimpin, sebaliknya, kampanye negatif adalah menganjurkan orang lain untuk tidak memilih calon pemimpin yang dimaksudkan namun tetap dengan cara yang benar. Biasanya kampanye ini dihiasi oleh banyak kalimat pertanyaan

Contoh 1: Capres yang ini kurang pandai berbicara, dia juga kurang tegas.  Di periode pertama kepemimpinan dia saja Indonesia dilanda krisis ekonomi, bagaimana jika dia terpilih lagi?

Contoh 2: Saya khawatir jika nanti dia menjadi pemimpin, pemerintah Indonesia menjadi anti-kritik, dan dia menjadi pemimpin yang otoriter

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline