Sang Pencetus Itu Ternyata Asal Prancis
Berbicara Rousseau pastilah berhubungan dengan wilayah sosial dan revolusi pemikirannya di Prancis. Ia seorang yang tertindas dan tak mendapatkan perlakuan yang baik di dalam keluarganya. Tertindas, mungkin itulah yang dirasakan oleh Rousseau. Ketertindasan ini terjadi karena kehidupannya yang tak diinginkan, hidup dengan sebatang kara tanpa ada kasih sayang dari orang tuanya, ditolak oleh panti asuhan satu dengan panti asuhan lainnya, katakanlah ia broken home. Di dalam teori psikologi dikatakan bahwa setiap anak yang tertindas dan tanpa adanya kasih sayang dari setiap kedua orang tuanya maka ia tidak akan sukses dalam hidupnya, yang ada hanyalah berontak dalam dirinya sendiri. Menarik untuk dilihat bahwa dari problema-problema itulah Rousseau berfikir dan kemudian menciptakan dekontruksi pendidikan. Ia adalah sosok yang menciptakan filsafat pendidikan dan juga filsafat romantisme.
Apa itu filsafat romantisme? Dikatakan bahwa filsafat romantisme adalah dominasi perasaan yang lebih daripada dominasi akal rasio. Dengan merasakan kepekaan perasaan itulah agar ia tidak lupa pada fitrah yang dimilikinya. Sedangkan akal rasio terkadang dengan kepintarannya ini selalu dijadikan alat untuk menipu, dan menjadi sseorang yang pintar saja. Sedangkan apabila dengan dominasi perasaan itu mampu merasakan apa yang dirasakan orang bukan karena ego akal yang merasa pintar dari pada yang lainnya. Oleh karenya Rousseau mengatakan bahwa Trust your feeling, percayalah pada perasaanmu itu. Ia juga menambahkan bahwa semakin banyak orang yang pandai semakin aku tidak mempercaiyainya.
Rousseau merupakan filososf barat yang terkenal dengan mnciptakan dan juga pencetus filsafat romantisme yang amat disegani di barat. Dialah dasar letak pemikir munculnya revolusi di Perancis yang terjadi pada abad ke 18. Karena setelah munculnya dia, kemudian terjadilah revolusi prancis.
Apa yang akan dijelaskan dalam tulisan pendek ini adalah masalah pemikiran Rousseau dalam melihat tema agama madani, apa itu? Rousseau dalam bukunya du'contra social. Dalam pasal yang ke delapan dalam bukunya itu ia menawarkan keberagaman yang modern untuk masa saat ini (maksudnya adalah teori kebergamaan untuk masa depan). Rousseau mengatakan bahwa la' Religion seville atau agama madani.
Ketika masa dahulu dalam masyarakat primitif mereka memperjuangkan dan membela Tuhan mereka dengan keyakinan bahwa Tuhan yang diyakini haruslah dibela, dan mereka juga berjuang untuk bangsanya atas dasar membela Tuhan mereka. Namun kemudian datanglah suatu masa di mana seorang harus memilih antara setia pada negara dan agama. Namun sebagian besar dari mereka yang menganut adalah memilih setia pada agama yaitu gereja. Persaingan inilah sehingga memunculkan bentrok diantara keduanya. Rousseau melanjutkan bahwa kristen berupaya untuk mendirikan kerajaan Tuhan di dalam gereja agar mereka patuh dan tunduk pada agama.
Rousseau sendiri memilki cita-cita dimana ada satu agama yang mampu mempersatukan keduanya yaitu dimana mereka setia pada agama dan juga pada negara. Bahwa agama tidak mengajarkan pada eksklusifitas tapi mereka juga memberikan kontribusi pada kesejahteraan agama. Dari pemikirannyalah memberikan pesan moral yang amat dalam khususnya bangsa ini bahwa agama adalah memiliki nilai-nilai yang universal, dan nilai-nilai itu bagi bangsa kita adalah pancasila.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H