Lihat ke Halaman Asli

Uang simsalabim akankah digunakan (lagi)

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Krisis yang mendera negara-negara uni Eropa saat ini membuat pusing para petinggi-petinggi negara tersebut. Amerika pun tak kalah pusing, suku bunga The Fed sudah ditekan  hingga mendekati angka 0% tetapi tetap saja perekonomian mereka di ujung tanduk dan pelambatan ekonomi global tidak bisa dielakkan. Lalu muncul suatu saran untuk mengadakan Quantitive Easing jilid 3 untuk sedikit menyembuhkan penyakit kronis perekonomian mereka. Tapi apa itu Quantitive Easing? Dan mengapa bisa menjadi obat sementara bagi perekonomian negara-negara barat yang sedang sakit kronis?

Secara sederhana Quantitive Easing (QE) adalah suatu cara menciptakan uang dengan cara sim salabim. Ya, sim salabim, Amerika, Inggris dan beberapa negara sudah melakukan hal ini. Bank-bank sentral di negara-negara tersebut mampu menambahkan sejumlah uang di balance sheet mereka sehingga neraca mereka menjadi seimbang. Alih-alih mencetak uang fisik, mereka cukup mengetik beberapa angka dengan beberapa nol dibelakangnya lalu di entry dan sim salabim balance sheet mereka akan terlihat “baik-baik saja”. Lalu sejumlah uang “abal-abal” itu dialirkan ke perbankan untuk digunakan membeli financial asset bermasalah semisal goverment bonds, corporate bonds, dan kredit rumah.

Mereka tidak perlu repot-repot mencetak uang kertas atau pun koin tapi cukup menekan tuts komputer saja. Pelaku ekonomi kapitalis rupanya lebih memilih memperparah penyakit perekonomian sambil berharap akan terselamatkan muka mereka daripada menyembuhkan perekonomian untuk rakyat bangsanya. Pihak-pihak tersebut berkilah bahwa  selama pelaku pasar dan pengguna uang pemerintah tersebutmasih mempercayainya, maka tidak ada masalah. Tetapi ketika trik ini semakin sering dilakukan maka nilai mata uang dari negara tersebut akan terus tergerus dengan cepat dan merugikan siapapun yang memegangnya.

China nampaknya sudah menyadari hal ini maka pemerintah China yang memiliki cadangan dolar Amerika sangat besar mulai mendiversifikasikan dolar mereka ke mata uang lain dan aset riil khususnya emas. Pemerintah China pun menganjurkan rakyatnya untuk mulai “rakus” pada emas bahkan disediakan ATM emas.  Hal ini ditanggapi dengan bagus oleh rakyat China karena mereka yang memindahkan tabungan dolar Amerika ke emas menikmati kenaikan rata-rata 30% per tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline