Pernahkah terpikir kata "abundance" atau berkelimpahan ?
Kata yang paling pas buat mereka yang senang mengerjakan shalat dua rakaat sebelum shalat subuh. Janji Yag Maha Perkasa telah memberikan berkelimpahan di waktu tersebut untuk umat Islam jika memanfaatkan kesempatan istimewa.
Bayangkan saja, Allah SWT telah menyediakan segalanya, "lebih baik daripada dunia dan seiisinya". Wow, sangat berkelimpahan. Kalau dihitung dengan angka, entah berapa jumlah 0 nya. Jika diukur dengan volume, maka tidak akan muat rumah kita untuk menyimpannya, lapangan sepak bola tak sanggup menampung.
Nah, seperti apa sih janji Allah yang lebih baik daripada dunia dan segala isinya ? Pertanyaan ini sempat menjadi penuh di otak saya. Pernah pula menjadi pemicu untuk bertanya kepada para penceramah. Namun selalu tidak mendapatkan moment yang jitu.
Kesempatan emas pun terbuka. Mendapatkan tugas sebagai MC di kegiatan Peringatan Maulid Nabi di tingkat RT. Duduk bersebelahan dengan penceramah, tidak pikir panjang, tancap gas. Pertanyaan meluncur bagai mobil balap di Sentul.
"Pak Ustad, makna terdalam dari janji Allah setelah menjalankan shalat dua rakaat sebelum shalat subuh apa ", tanya saya dengan penuh semangat.
"Menurut saya makna "lebih baik daripada dunia dan segala isinya" atau berkelimpahan lebih kepada hal yang bersifat non materi. Kebesaran sekaligus kerendahan hati menerima apa yang akan terjadi maupun yang belum terjadi. Ini sangat berat jika bertentangan dengan kenytaan yang dialami", begitu jelasnya, panjang lebar.
Masih menyisakan pertanyaan lanjutan. Nanti akan saya cari tahu via google, pikir saya. Setelah beberapa kali, berselancar di dunia maya, masih saja belum mendapatkan jawaban yang klik dengan hati.
Beberapa tulisan di google, masih bersifat umum. Belum spesifik penjelasannya. Namun ada satu jawaban yang membuat saya agak tertegun, yakni sugesti positif. Ya, kata ini telah mengajak bawah sadar saya untuk mengakui bahwa Allah akan memberikan pahala yang nilainya "lebih baik daripada dunia dan segala isinya.
Berusaha menggunakan akal sehat, pahala tersebut memang bukanlah bersifat kebendaan alias non materi. Seseorang yang dengan kosisten menjaga perilaku ini, tidak akan nampak bekasnya dalam kehidupan secara kasat mata. Fisicly tidak mengalami perubahan.