Lihat ke Halaman Asli

Abas Basari

Guru Biologi SMA Al Masoem

Menahan Beban Rindu

Diperbarui: 1 Oktober 2023   12:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi

Menahan Beban Rindu

Aku disini, berlama-lama dalam penantian pasangan anak kandung yang sebenarnya sudah ditakdirkan akan pasti terjadi pada setiap insan yang hidup di mayapada, namun hati saya sebagai manusia biasa yang selalu berlumur salah, selalu saja dilumat hasrat ingin serba cepat, singkat dan tepat.

Rasa waswas, rasa cemas yang mengemas dan meremas-remas,  memang pernah hadir di relung hati terdalam. Aku menyaksikan anak gadis semata wayang yang seharusnya sudah berlayar mengarungi lautan kehidupan rumah tangga malah masih saja sendirian. Belum ada pria yang datang serius mengutarakan isi hatinya.  Untuk dijadikan pendamping sehidup semati, bersama dalam suka maupun duka, pilihan terbaik terakhirnya.

Bersamaan masa berpindah, sejauh waktu berlalu, pucuk dicinta ulam pun tiba. Kalau sudah waktunya berjodoh, takan lari gunung dikejar, maka akan indah pada waktunya. Hadir dihadapanku sesosok pria bersama keluarganya bertamu, bersilaturrahmi sekaligus menyampaikan niat untuk meminang.

Selaku orangtua, tak hanya mata yang nanar, namun ada rasa suka cita tiada terperi manakala ini terjadi. Hitungan hari berganti minggu, minggu menuju ke bulan, anakku akan dibawa dan  berbakti kepada suami tercinta. Saya harus siap menahan beban rindu, tertahan jarak yang memisahkan jika ingin bertemu. Begini rasanya merindu.

Cinunuk, 1 Oktober 2023




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline