"Tuh, Kang calon istri Akang yang sedang mengajar di koridor Utara Masjid Salam ITB", tunjuk Sandy kepada mahasiswa berkerudung hijau yang sedang menagajar.
Bisri yang memang lebih tua usia Sandy. Ada kesepakatan kepada pengajar yang laki-laki dipanggil Akang. Sedangkan untuk pengajar perempuan dipanggil dengan Teh.
Keduanya sedang bertugas menyerahkan daftar hadir peserta Bimbel.
"Serius nih...!", jawab ku kurang yakin.
"Ya, aku serius, akang belum punya jodoh kan !", sanggah dia berusaha meyakinkan Bisri.
Terdiam Bisri sejenak karena sungkan menjawab pertanyaan teman. Tanpa disadari malah bergaya diam seribu basa. Aksi bungkam pertanda setuju.
Antara senang, ragu juga tidak percaya. Itu kah tanda persahabatan, kawan ? Bagai mimpi di siang bolong. Tidak ada tanda sebelumnya kalau menjadi sebuah kenyataan. Kawan sepermainan menjodohkan Bisri dengan teman seperjuangan, sesama pengajar Bimbel Karisma ITB. Bisri tercatat sebagai mahasiswa ITB Jurusan Astronomi.
Apakah dia tahu ?, tanya hatiku yang paling dalam.
Bisri meyakini dia tidak tahu hal ini. Setelah kejadian tersebut, hari berganti minggu. Teman Bisri, Kamal bersama Sandy mengajak ngobrol.
"Kang, jangan kaget ya. Aku dan Kang Sandy sudah ngajak ngobrol Teh Susi tentang tanda serius Akang ke Teh Susi", ucapnya dengan nada agak pelan.
"Bagaimana pendapat Akang ?", tambahnya lagi.