Oleh Abas Basari
Mengenang foto bersama di tiang bendera depan gapura kampus ITB saat selesai wisuda tahun 1993. Bersama calon istri.
Banyak orang memanfaatkan momen termasuk saya dan istri. Menunggu giliran untuk berfoto di depan tiang bendera kampus ITB harus dijalani.
Saya dan istri serta pengunjung lain pun sama. Sambil berdiri karena tidak ada tempat duduk, mencoba mengalihkan pegal kaki, tebar senyum kiri dan kanan. Siapa tahu ada yang kenal.
Sesaat kemudian, langkah cepat pun diambil hanya ingin berfoto disitu, namun sudah ada yang lebih awal sampai. Yah...nunggu lagi deh. Saya melihat jejaka kece dan seorang ibu paruh baya serta gadis manis sedang berfoto. Gaya foto yang sedikit kaku, membuat naluri bertanya pun disampaikan. "Ade mahasiswa baru ITB yah?", tanya ku menyelidik. "Bukan, aku baru kelas 12", jawabnya bangga. Pikir saya mahasiswa ITB.
Setelah mereka berfoto bersama, wanita paruh baya itu pun menghampiri saya dan istri. "Bapak alumnus ITB" tanyanya penuh rasa penasaran. "Ya..Bu", jawab saya ringan diakhiri anggukan kepala tanda serius.
Tak disangka malah terjadi obrolan yang seru di pinggir jalan Ganesa depan tiang bendera yang banyak diburu orang untuk berfoto. Diawali dari perkenalan nama sampai kiat-kiat belajar maupun ikhtiar lain seperti wiridan.
Dokpri
Pemuda jangkung berkulit sawo matang, bernama Riko Firdaus. Sekarang kelas 12 SMA Negeri 1 Karawang, sedangkan yang gadis memiliki nama Vira. Keduanya dari sekolah yang sama dan jurusan yang sama pula, yakni MIPA. Ditemani wanita paruh baya berkacamata, ibu kandung Riko.
Sang Ibu yang menuturkan bahwa keinginan datang ke Jalan Ganesa untuk mengantar anaknya yang mau sekolah di Teknik Sipil ITB. Lihat kampus pujaan hati dari dekat. Mau berfoto di depan kampus ITB jalan Ganesa. Akan dijadikan motivasi belajar tinggi supaya bisa diterima nantinya. Wajah ibunya begitu ceria bercerita panjang lebar, dipayungi awan sehingga cahaya matahari tidak begitu panas.