Lihat ke Halaman Asli

Kalau Saja Sang Saka Mampu Bicara

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Meski hanya sekedar menonton lewat layar kaca, upacara peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-65 di Istana MerdekaJakarta seperti menyeretku ke dalam khidmatnya suasana. Derap langkah parapaskibraka yang merupakan putera-puteri terbaik bangsa membuatku berandai "kalausaja aku bisa menjadi bagian dari mereka".

Mataku pun berkaca melihat sang saka berkibar dengan eloknya teriring lantunan indahnya lagu Indonesia Raya. Namun gemuruh hati kala menyaksikan merah putih menuju puncaknya membuatku bertanya "Seperti itukah Indonesiaku tercinta??"

Terhitung sudah 65 tahun bangsa ini merdeka. Merdeka dari penjajahan bangsa asing dunia. Merdeka dari penjajahan fisik bangsa penjajah pembawa murka. Tapi sadarkah kita bahwa bukan ini kemerdekaan yang sesungguhnya??

Rasanyanya sudah tidak asing lagi kalau kemudian muncul opini bangsa bahwa pada hakikatnya Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Merdeka dari ketergatungan bangsa-bangsa lain di dunia, merdeka dari perang pemikiran dengan bangsa lain di dunia, merdeka dari sikap mental bangsa yang secara nyata justru menjajah kemerdekaan Indonesia.

Ya, "Merdeka dari sikap mental bangsa yang secara nyata justru menjajah kemerdekaan Indonesia". Inilah yang patut kita sadari bersama. Sudah tak terhitung lagi rasanya bukti penjajahan yang dilakukan oleh bangsa sendiri di Indonesia. Berapa banyak kasus korupsi yang menjajah Indonesia dengan berbagai macam motif dan jenisnya, berapa banyak kasus pembajakan karya putera-puteri terbaik bangsa kita yang menjajah Indonesia, berapa banyak kasus pornografiyang meracuni mental anak-anak bangsa dan menjajah tunas muda Indonesia. Entah sebarapa tak terhitung lagi jumlahnya.

Rasanya sudah tidak patut lagi dengan mengatasnamakan pengaruh negatifnya globalisasi kita menyalahkan bangsa lain atas kebobrokanbangsa kita. Toh, sudah terbukti bahwa sikap penjajah itu melekat pada sosok bangsa kita sendiri bangsa Indonesia.

Sudahkan kita memerdekakan diri dari sikap-sikap penjajah itu secara nyata??

Kalau saja sang saka mampu berkata, apa yang tepat untuk mengungkapkan Indonesia?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline