Lihat ke Halaman Asli

Pagi Menunggu Terang

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kemarilah siang
Pagi tidak meminta dengan paksaan
Rasa itu sudah ia terbangkan
Sepertinya, bersama ayam yang sayapnya tak henti dikepakan

Pertarungannya dengan malam
Membuat pagi bosan menabuh genderang
Menyulut api pertempuran tak akan dilakukan
Senyum siang begitu teduh untuk ditaklukan

Sememohon itukah pagi menunggu terang?
Bukankah sejuk terlalu sayang untuk dibuang?
Bukankah hangat terlalu manis untuk dilepas genggam?

Sudahlah, pagi tidak mungkin menyalahkan siang
Menunggu adalah jawaban
Tak mungkin pagi menyalahkan Tuhan
Bukankah Tuhan Maha penyayang?

Aku rela menjadi pagi yang tak pernah bosan menunggu siang...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline