Lihat ke Halaman Asli

'Membasuh Kaki' Masa Pra Paskah

Diperbarui: 4 Maret 2016   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rabu kemarin, saya menyempatkan waktu pergi ke Malang untuk mengikuti kelas persiapan sekolah minggu yang dipimpin oleh Bu Lidya (GKI Bromo). dari dulu ingin melihat langsung kelas persiapan beliau tapi tidak jadi terus karena banyak hal. Firman Tuhan yang menjadi bahan persiapan sangat membuka hati dan pikiran terutama dalam kehidupan nyata yang prakteknya sulit untuk dilakukan.

Coba perhatikan dan sadari, sering sekali kita sangat mudah untuk mengasihi/menghargai orang yang lebih hebat/kaya/sudah baik/pemimpin/boss.
Namun sulit sekali mengasihi/menghargai orang yang jelas-jelas lebih rendah/rasis/budak, yang jahat kepada kita, yang menolak kita, dll...

Peristiwa pembasuhan kaki yang dilakukan oleh Yesus untuk murid-muridnya sangat luar biasa. Yesus tahu bahwa IA akan menderita di kayu salib, Yesus tahu bahwa Yudas akan menghianatinya. Dengan ketahuan itu, ALLAH sedang memberi segala sesuatu kepada Yesus (otoritas mutlak), jadi Yesus bisa saja sebenarnya menghindar dari penderitaannya dan melakukan tindakan jahat kepada jahat kepada Yudas sebelum ia menyerahkan Yesus... NAMUN, itu tidak dilakukan oleh YESUS.
Kalau kita berada di posisi Yesus? dengan segala sisi kemanusiaan yang mungkin dominan dengan "kejahatan/ rasa marah yang tidak tepat" kita tidak akan seperti Yesus..

Yesus yang diberi kebebasan, IA justru melakukan tindakan konkret dari kasih-Nya kepada murid-murid. Ia mengambil posisi sebagai budak untuk membasuh kaki, yang pada zaman dulu seseorang menjadi budak karena tidak mampu membayar hutang dan terpaksa membasuh kaki tamu-tamu yang datang ke rumah tuannya. Jika sebuah rumah tidak memiliki budak maka orang yang paling muda lah yang terpaksa membasuh kaki..
Ditengah-tengah muridnya yang mempermasalahkan siapa yang terbesar (soal kebesaran dan prestise), Yesus justru dengen tidak terpaksa namun kasih-Nya mau membasuh kaki para murid.

Yesus tidak ribut dengan harga dirinya atau wibawanya. Ia bahkan membasuh kaki Yudas yang nantinya akan menghianati dirinya. Yesus benar-benar menunjukkan INTEGRITASnya, "barangsiapa hendak menjadi besar, hendak menjadi pemimpin maka ia ia harus menjadi pelayan"

Mengapa Yesus bisa melakukan itu? karena Yesus memiliki cinta kasih yang luar biasa...
Itu sebabnya diri yang lemah ini senantiasa memohon agar cinta kasih-Nya yang mengalir dihati dan terpacar untuk sesama..

Membasuh yang lebih hebat dan terhormat akan SANGAT MUDAH dilakukan..

Bagaimana dengan membasuh kaki yang lebih rendah, hina atau mungkin menjahatimu...

-MEMBASUH KAKI- ala zaman sekarang adalah tetap mengasihi dengan menyapa, senyum, ramah dan baik terhadap mereka (termasuk mereka yang mungkin pernah menyakiti sangat dalam, menggosipimu, menilaimu dengan negatif, menghianatimu,kasar terhadapmu, dll)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline