Kemarin saya diberi pertanyaan ini oleh orang yang berbeda, 1."sudah lahir baru?" dan 2. "kapan mengalami perjumpaan dengan Yesus secara pribadi?"
pertanyaan pertama, saya tanyakan ulang , "lahir baru yang bapak maksud seperti apa?", beliau menjawab,"mengalami pertobatan secara pribadi". oh,, dalam hati saya, berarti bukan seperti rekan-rekan yang menganggap lahir baru ada ketika sudah baptis ulang dan sebagainya (pembahasan lain).
pertanyaan kedua, saya langsung mengerti maksudnya, bahwa ia ingin tahu kapan saya mulai menghayati Yesus secara pribadi dalam hidup ini.
berkaitan dengan pertanyaan diatas, kalian pasti punya teman yang dari kecil rajin beribadah tetapi kelakukan dalam pikiran, kata dan tindakan kok jauh ya. pasti punya????:) barang kali mereka punya agama tapi ga benar-benar kenal secara pribadi dengan Tuhan yang mereka sembah, taunya hadir dalam ibadah lalu pulang dan kembali pada rutinitas. Pada akhirnya, mereka punya hati yang hambar dan tidak peka dengan kehendak Tuhan..
saya sih pakai kata mereka, tapi saya sendiri pun pernah mengalami kok.. saya dulu rajin sekali ikut sekolah minggu (gereja) dari tk sampai kelas enam SD. saya mulai tidak rajin karena pindah rumah dan jauh dari gereja. perlahan-perlahan masalah muncul dan puncaknya ketika saya memasuki SMA. saya yang dulu rajin gereja ini bukannya berdoa, mengandalkan Tuhan tapi malah mengandalkan kekuatan saya sendiri. kalau saya rajin sekolah, juara dan pintar maka semua akan berubah. ah ternyata tidak berubah dan semakin berat......
nah, saya akhirnya menemukan kelegaan setelah melakukan percakapan konseling atau curhat dengan seorang pendeta. beliau menyadarkan diri ini bahwa saya tidak sendiri dalam menghadapi masalah ini dan tidak boleh mengandalkan kekuatan diri tapi andalkan Yesus yang setia menemanimu, mendengar setiap keluh kesahmu serta memberi kekuatan. Ini menjadi titik awal kesadaran saya, iya ya ternyata selama ini aku melupakan Tuhan yang ku sembah dan membuatku sombong.. ah kalau kalian pernah merasakan, saya tidak dapat mendeskripsikan rasa lega yang saya rasakan ketika selesai curhat dengan pendeta itu. peristiwa itu menjadi titik awal saya menghayati Yesus ada dalam setiap langkah kehidupanku dan berusaha melakukan yang dikehendakiNya.
kedua pertanyaan diatas saya berikan jawaban kisah ketika saya SMA dan bertemu pendeta, mengapa? KARENA saya memang baru mulai benar benar menghidupi dan menghayati adanya Yesus dalam hidup secara pribadi setelah percakapan dengan beliau. saya lebih takut menyakiti Tuhan dengan tindakan saya dari pada menyakiti sesama karena melakukan yang benar.
pada akhirnya saya memandang “lahir baru” tidak menjadi sesuatu yang kita risihkan karena hanya disuarakan oleh teman karismatik dan gereja lainnya. saya akhirnya menghayati lahir baru adalah moment ketika orang itu percaya Yesus secara pribadi, atau dengan kata lain, lahir baru adalah keadaan pembaharuan rohani yang terjadi kepada seseorang, dari yang awalnya tidak mengenal secara pribadi menjadi menghayati pengenalan akan Tuhan secara pribadi. Boleh dicek, (Yohanes 3:3-7; 2 Korintus 5:17; 1 Petrus 1:3; 1 Yohanes 2:29; 3:9; 5-14,18)
bagaimana dengan kita???
apakah agama yang kita jalani hanya sebagai rutinitas dan pengetahuan. namun tidak menghayati hubungan secara pribadi dengan sang pencipta yang menghasilkan kesadaran dan pertobatan untuk senantiasa kembali pada jalan-Nya dan mengasihi sesama ...