Lihat ke Halaman Asli

Tinjauan Simbolis dalam Kisah Adam & Hawa

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam ajaran Samawi (Yahudi, Nasrani, dan Islam) mengenal Adam adalah manusia pertama dan Hawa adalah istrinya yang merupakan tulang rusuknya. Berikut adalah kisah secara ringkas (rangkuman) tentang Adam dan Hawa hingga kejatuhannya ke dalam dosa, berdasarkan literatur Samawi.

Adam diciptakan dari debu, dan diberikan nafas kehidupan. Kemudian Tuhan melihat nya sendiri, maka kemudian diciptakan Hawa yang diambil dari tulang rusuk Adam. Adam dan Hawa pada awalnya berada di suatu tempat yang sangat bagus dan indah. Dimana ada kenyamanan, ketentraman, kenikmatan, dan segalanya ada disana. Yahudi dan Nasrani menyebutnya Taman Eden, dan Islam menyebutnya Taman Firdaus. Ditengah taman tersebut ada satu pohon yang tidak boleh disentuh Adam dan Hawa, apalagi dimakan buah nya. Yahudi dan Nasrani menyebutnya Pohon Pengetahuan (pengetahuan tentang yang baik dan buruk), dan Islam menyebutnya dengan Buah Khuldi.

Ketika Adam dan Hawa sedang berjalan di Taman tersebut, maka datanglah Ular. Kemudian Ular merayu Hawa untuk memakan Buah dari Pohon tersebut, dan akhirnya Hawa memakannya. Setelah memakan buah tersebut Hawa memberikan kepada Adam. Dan dengan rayuan dari Hawa, Adam pun akhirnya memakan buah tersebut. Seketika setelah mereka memakan Buah tersebut, maka mereka mengetahui bahwa mereka telanjang, dan merasa malu akan keberadaannya. Mereka bersembunyi dari Tuhan, dan akibat dari murka Tuhan, kemudian mereka diusir dari taman tersebut, dan tinggal di bumi (Islam) / hidup di dunia (Yahudi & Nasrani).

Demikianlah rangkuman dari kisah Adam dan Hawa, dari mulai diciptakan hingga kejatuhannya.

Pada literatur tersebut, cerita yang disampaikan bukanlah inti dari apa yang sebenarnya bersifat Physically, melainkan cerita tersebut bersifat Mentally, dimana merupakan sebuah kisah konotasi. Yang disampaikan dalam cerita tersebut adalah suatu makna sebagai pesan kepada setiap manusia tentang suatu kehidupan. Inilah yang akan dibahas dalam tulisan ini, yaitu arti tersirat dari kisah tersebut.

Sebelum membahas jauh, kita harus mengetahui dulu arti-arti dari peran yang ada dalam kisah tersebut. Karena bangsa-bangsa dahulu menuliskan setiap pesan adalah dalam bentuk perumpamaan, dan menggunakan peran-peran yang memiliki arti baik dalam sifat maupun perbuatan dari objek.


  • Adam artinya adalah manusia. Baik pria ataupun wanita, semua adalah Adam atau manusia.
  • Hawa artinya Hasrat dan Keinginan.
  • Ular merupakan suatu simbolis dengan arti kebijaksanaan, kecerdikan, kepintaran, dsb. Maka itu sering digunakan sebagai lambang kebijaksanaan keadilan hukum, pada neraca/timbangan yang ditengahnya ada ular. Dan lambang pada kesehatan, sering dipake pada logo Apotik/Pengobatan, ular melingkar dalam mangkuk minuman/gelas/wadah, dimana mangkuk/wadah tersebut artinya nilai sehat dalam hidup, maka arti keseluruhan adalah kepintaran dalam pengobatan.
  • Pohon Pengetahuan, Pohon Kehidupan, Buah Khuldi (Keabadian), adalah merujuk kepada arti sesuatu yang kekal. Sesuatu hal yang tidak pernah berubah. Dan melambangkan suatu proses yang dimiliki oleh setiap manusia. Dalam hal ini adalah kebaikan dan keburukan.
  • Taman Eden / Taman Firdaus, berdasarkan arti katanya (Eden dari bahasa Sumeria, Firdaus dari bahasa Persia), ini adalah suatu tempat dimana dikelilingi tembok-tembok sebagai batasan, suatu tempat yang berkelimpahan, dimana ada hal-hal yang menjadi kesenangan.
  • Debu, memiliki arti sebagai sesuatu yang hina, hancur, yang tidak berguna.
  • Nafas Kehidupan, memiliki arti sesuatu yang memiliki hidup, memiliki tujuan, memiliki kemuliaan.


Arti Secara Literatur

Manusia dari dalam keadaan yang hina, hancur, dan tidak berguna, kemudian telah menjadi sosok yang memiliki tujuan dalam kehidupannya. Dalam hidupnya, manusia selalu didampingi dan melekat dengan Hasrat dan Keinginan. Melalui Hasrat dan Keinginan, Akal/Pikiran dari Manusia itu bekerja melakukan segala perkara, termasuk mendapatkan Pengetahuan tentang hidup dan penilaian tentang hidup. Ketika Manusia mengetahui segala hal dalam kehidupan, dan memberikan penilaian terhadap hal-hal tersebut, barulah dia akan menyadari bahwa dia telah hidup di dunia.

Arti Tersirat

Manusia akan selalu hidup berdampingan dengan hasratnya dan keinginannya. Mustahil bagi setiap orang untuk menghilangkan hal tersebut dalam kehidupannya. Bagaimana mungkin seseorang dapat mengenal dirinya secara pribadi, dapat mengenal Tuhannya, dapat mengenal Alam Semesta, dapat berinteraksi dengan Lingkungannya, tanpa hasrat dan keinginan ? Maka itu jangan pernah sekali-sekali bertahan dengan pikiran yang keras untuk mencoba menghilangkan hasrat dan keinginan. Hasrat dan Keinginan berbeda dengan nafsu. Nafsu adalah bagian daripada hasrat, yang dapat dibunuh, yang dapat timbul dan hilang kapan saja.

Ketika seseorang mengetahui akan hal-hal yang baik dan buruk, maka kesadarannya akan bekerja untuk memberikan tindakan terhadap hal tersebut. Pengetahuan ini dapat bersifat protektif atau melindungi terhadap keberadaan setiap orang, akan tetapi juga dapat menjadi suatu pembunuh yang ampuh bagi spirit manusia itu sendiri. Dalam kehidupan, selayaknya manusia menggunakan akal dan pikirannya, baik itu untuk bertindak maupun untuk memberikan penilaian. Pikiran akan membentuk manusia itu menjadi sesuatu, baik itu yang berguna bagi orang maupun yang menjadi perusak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline