Counter Offensive atau serangan balik yang telah lama diumumkan oleh militer Ukraina akan dilaksanakan akhirnya terjadi juga pada 4 Juni 2023.
Serangan ukraina dalam skala lebih besar dan luas dari biasa sedikitnya telah dilaksanakan pada 2 (dua) fron, yaitu : Kawasan timur tepatnya di luar kota Bakhmut dan kawasan selatan, segaris kota Orikive, Mala Tokmachka, Zalishnychne, Velyka Novosilka Zaphorizia region hingga Ugledar (Vulehdar) dengan rentang jarak (garis lurus) sekitar 114 km.
Menurut informasi kementerian pertahanan Rusia, serangan balik Ukraina pada 4 Juni 2023 tersebut melibatkan 8 (delapan) batalion. (Jika mengacu pada ukuran personil dalam 1 batalion kecil rata-rata 500 tentara saja, artinya ada sekitar 4.000 personil terlibat di sana).
Masih menurut penjelasan Kementerian pertahanan Rusia, serangan balik Ukraina pada tanggal tersebut di semua sektor dan wilayah dapat dikatakan gagal. Ukraina kehilangan personil dan peralatan militer dalam jumlah sangat besar.
Dalam serangan balik selama 24 jam saja Ukraina disebutkan mengalami kegagalan di beberapa fron. Sebanyak 250 tentaranya tewas (KIA) dan terluka (WIA). Kemudian mengalami kehancuran perlatan sebanyak 16 tank, 33 kendaraan tempur dan 30 truk.
JIKA BENAR (sekali lagi jika benar) apa yang diklaim Rusia benar-benar nyata itu artinya Ukraina telah kehilangan personil sebesar 7% dalam sehari saja.
Jika serangan balik itu berjalan simultan sesuai dengan target ingin tiba di Melitopol (misalnya) dalam waktu 3 minggu atau 21 hari maka Ukraina akan mengalami kerugian personil sebanyak 5.250 personil dan 336 tank, 693 kendaraan tempur dan seterusnya.
Potensi kerugian besar itu bukan tanpa alasan mengingat kombinasi sistem pertahanan 3 lapis sepajang lebih kurang 100 km di kawasan Zaporhizhia dengan kedalaman lebih kurang 10 km setiap lapisannya menjadi sebab sulitnya mendobrak pertahanan Rusia di sepanjang kawasan tersebut.
Itu sebabnya serangan balik Ukraina belum berhasil meskipun telah diperhitungkan secara matang dengan segala potensi risiko termasuk risiko akibat terlalu lama mengulur waktu serangan balik -menjadi sasaran serangan Rusia- sebelum sempat menjalankan rencananya.
Meskipun rugi besar tampaknya hal itu tidak menurunkan minat Ukraina melakukan rencananya. Hal tersebut pernah dilontarkan Menteri Luar Ukraina pada Mei 2023 lalu.