Lihat ke Halaman Asli

Abanggeutanyo

TERVERIFIKASI

“Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Jangan Tangisi Mariupol, Rusia Tancap Gas Pol Sebelum Bicara Damai

Diperbarui: 20 Maret 2022   15:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerusakan Mariupol dekat sebuah Universitas sebelum dan sesuah Operasi Militer Rusia. Sumber: Capture dari BBC. 10 Maret 2022 

Meskipun operasi militer atau invasi Rusia dimulai pada 24 Februari 2022, tapi pengepungan terhadap kota Mariupol baru benar-benar terjadi pada 2 Maret 2022.

Setelah dijepit berhari-hari dari selatan (laut Azov), dari barat (Krimea) dan dari timur (Rpublik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk) serta tekanan Rusia dari arah utara kota Mariupol sedikit demi sedikit ditaklukan.

Awalnya pasukan Rusia dibantu pasukan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR) serta dukungan serangan artileri dan serangan udara dron hanya menguasai sebagian kota namun belum membuat penjaga Mariupol menyerah. 

Situasi berubah drastis ketika pasukan khusus Chechnya ikut memperkuat pasukan Rusia/LPR-DPR sejak 15 Maret 2022, akhirnya pasukan Ukraina  didominasi resimen Azov terpaksa bertekuk lutut.

Mereka "terkunci" dalam 4 blok yang dipisahkan jarak 100 meter hingga 500 meter antar blok satu dengan lainnya dalam kota Mariupol.

Dahulu, resimen Azov yang diperkuat batalion nationalists and far-right radicals, grup ultra nasionalis dan neo-Nazi punya reputasi hebat dalam pembebasan kota Mariupol dari tangan pemberontak speratis Luhansk dan Donetsk pada pertempuran 2014.

Ketika itu kota Mariupol kembali ke pangkuan Ukraina setelah batalion Azov, Aidar, Donbass dibantu pasukan Ukraina mengusir milisi pemberontak DPR/ LPR dari sana. 

Total kekuatan resimen Azov (pada 2017) adalah 2.500 orang di seluruh Ukraina termasuk 1.000 orang yang mengawal Mariupol. (Sumber: Spiegel dan DW)

Kini gempuran Rusia bukan hal yang mudah bagi tentara Ukraina terutama resimen Azov yang berkuasa di sana. Resimen Azov yang pernah menggetarkan DPR pada 2014 lalu kini tidak berdaya menghadapi pasukan Rusia, Chechen dan LPR/DPR di kawasan  tersebut.

Andrei Biletsky, komandan resimen Azov di Mariupol menyerukan seluruh warga Ukraina turun ke jalan guna menekan Rusia membuka pemblokiran Mariupol.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline