Lihat ke Halaman Asli

Abanggeutanyo

TERVERIFIKASI

“Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Dunia Pers Nasional Ditantang Lebih Unik Agar Eksis Hadapi Perkembangan Zaman

Diperbarui: 12 Februari 2022   01:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar ilustrasi : Sumber THINKSTOCK via BBC.com

Era digital adalah suatu perubahan masa dalam segala aspek pemakaian teknologi dari yang tadinya analog menjadi serba digital. Di era digital komunikasi dan informasi, manusia lebih mudah mendapatkan berbagai informasi melalui internet dengan dukungan perlengkapan yang memadai.

Peranan internet dan perlengkapan yang memadai sangat strategis di era digital guna menghadirkan sajian informasi yang cepat dan akurat pada umat manusia yang hidup pada era teknologi digital saat ini.

Mengacu pada terminologi di atas perubahan dari teknologi mekanik dan elektronik analog ke teknologi digital telah terjadi sejak tahun 1980.

Kini 4 dekade telah bergulir, di era dunia digital, dunia pers dituntut melayani informasi secara cepat dan akurat. Setiap kantor berita kini benar-benar berpacu pada kecepatan memberi informasi-informasi strategis akurat segera mungkin. 

Namun di balik itu kadang terjadi kesalahan atau informasi kurang akurat karena lebih mengutamakan kecepatan kejar tayang daripada akurasinya.

Menyadari tuntutan zaman tersebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam Peringatan Hari Pers Nasional 2022 mengarahkan kepada para seluruh sistem Pers Nasional (terutama pers media online) mengutamakan akurasi daripada kecepatan publikasi dan -tentu saja- menjaga kode etik pada setiap penyebaran informasi.

Kecepatan, akurasi, informasi strategis, dan kode etik bukan hal yang baru dalam dunia pers. Dari dahulu kala sampai kini 4 hal utama di atas senantiasa menjadi standard pers dalam menerbitkan informasi, namun faktanya selalu ada kendala dalam mengimplementasikan "nilai strategisnya."

Sering ditemukan media online menerbitkan informasi bukan fake news tapi kurang strategis. Artikel itu terpaksa diterbitkan karena rubriknya diminati oleh segmen tertentu walaupun dianggap tidak strategis oleh segmen lainnya.

Ada juga pendapat minor tentang informasi seputar artis, dianggap tidak bermutu oleh segmen tertentu namun bagi segmen lain itu dianggap menarik.

Ada anggapan berita perang di negara lain terlalu menegangkan, berat, dan tidak penting oleh segmen tertentu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline