Lihat ke Halaman Asli

Abanggeutanyo

TERVERIFIKASI

“Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Jeff Bezos Wujudkan Penantian Mary Funk, Bagaimana dengan Pratiwi?

Diperbarui: 21 Juli 2021   18:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mary Funk (kiri). Sumber gambar crop dari gramho.com. Gambar kanan : Pratiwi dan Akbar sedang dalam latihan di NASA. Sumber : zonaintelektual.com. Digabung oleh Penulis

Jika tidak terjadi diskriminasi gender dalam uji pilot jet berkecepatan tinggi sebagai syarat calon astronot NASA pada 1961 bisa saja Mary Wallace "Wally" Funk sudah jadi astronot wanita pertama NASA pada 1962.

Pada lamaran ke 4 (tahun 1961) dia diterima dan diwajibkan mengikuti serangkaian tes fisik, mental dan pengetahaun serta aneka kondisi ekstrim dalam pusat latihan dengan sandi "Mercury 13."

Funk akhirnya lulus, impian wanita yang mengawali karir sebagai pilot penerbang perusahaan komersil  dengan 19.600 jam terbang hampir jadi kenyataan ketika itu.

Tapi ada daya, tiba-tiba muncul kebijakan NASA, hanya pilot yang telah memperoleh sertifikat uji terbang jet berkecepatan tinggi boleh menjadi astronot.

Ketika itu memang hanya pilot pria yang boleh mengikuti ujian dengan jet berkecepatan tinggi. Jadi syarat tersebut sama dengan sesuatu yang tidak mungkin dicapai oleh Funk, apalagi dia hanya diberi waktu 9 bulan untuk mendapatkan lisensi tersebut.

Allan Shepard temannya dalam pelatihan Mercury 13 terpilih sebagai salah satu astrnot pada misi ke luar angkasa NASA 1962.

Dalam keadaan kecewa Funk tidak pernah putus asa. Dia terus bekerja di badan Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB). Kemudian diangkat sebagai wanita pertama sebagai inspektur Administrasi Penerbangan Federal (FAA).  

Funk memang harus menunggu tanpa kenal lelah meskipun ia telah mengantongi 19.600 jam terbang termasuk mengajari banyak calon pilot.

Pada dekade 1990-an harapannya pernah terbuka kembali dalam misi astronot ulang-alik, tetapi tekait dengan daftar antrian dalam pesawat ulang alik yang tertunda selama 3 tahun lebih menyebabkan skala prioritas jatuh pada astronot lain.

Belum putus asa, pada 2010 Funk membayar US$200.000 pada perusahaan milik Richard Branson agar bisa terbang perdana dalam program perusahaan Virgin Group (Virgin Galactic). 

Tapi faktanya pada 11 Juli 2021 lalu Richard Branson bersama istri dan beberapa orang dalam kabin VSS Unity yang dioperasikan oleh Virgin Galactic telah menikmati penerbangan pertama tanpa membawa Funk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline