Jika para penggagas Deklarasi Balfour masih hidup menyesalkah mereka melihat propaganda mereka buat 1 abad lalu untuk "Kediaman Nasional" bangsa Yahudi dan "Menjaga bangsa Palestina" ternyata menyisakan pertikaian abadi dan bikin warga Palestina justru punah pelan-pelan?
Pada 1915 Perdana Menteri Inggris Raya ketika itu, Herbert H. Asquith membentuk "pansus" guna merumuskan masa depan negara-negara dalam kerajaan Ustmaniyah yang kalah perang dalam Perang Dunia-1 termasuk Palestina.
Menlu Inggris, Arthur James Balfour mendapat tugas merumuskan draft deklarasi. Pembahasan deklarasi itu disusun antara penguasa dan kabinet Inggris Raya, orang Yahudi Zionis maupun non Zionis di Inggris ketika itu. Tapi tidak melibatkan orang Palestina sehingga nyaris tidak ada aspirasi Palestina di dalamnya.
Di dalam deklarasi tersebut bahkan terselip pernyataan yang bernada mengancam bahwa orang Palestina yang menentang deklarasi tersebut dan sentimen antisemit akan berdampak buruk bagi populasi Palestina.
Namun demikian terselip janji manis yang membuat warga Palestina atau Arab (mayoritas) tidak was-was ketika itu yakni "Tidak akan ada tindakan apa pun yang dapat mencederai hak-hak sipil dan keagamaan dari komunitas-komunitas non-Yahudi yang sudah ada di Palestina," bunyi salah satu petikan kalimat dalam deklarasi Balfaour itu.
Setelah dinyatakan berlaku resmi sejak 9 Nopember 1917 Inggris yang berjanji memberi yang terbaik untuk kaum Yahudi membuktikan janjinya menjadikan kawasan Palestina sebagai rumah nasional bagi bangsa Yahudi.
Dari masa Sir Herbert Louis komisaris tertinggi Inggris di Palestina (1920 - 1925) sampai masa Sir Alan G. Cunnigham (1945 - 1948) Inggris bertekad mewujudkan negara Israel. Peraturan (ordonansi) tentang peralihan kepemilikan tanah dibuat beberapa kali yang bermuara pada kepentingan orang Yahudi.
Gelombang protes terhadap keputusan Inggris yang dianggap memfasilitasi terwujudnya zionisme Yahudi mulai terjadi di sejumlah negara Arab mendukung Palestina. Di kota Damaskus pada 8 Maret 1920 terjadi gelombang demo anti-zionis terjadi sangat dahsyat.
Lambat tapi pasti, pemberontakan orang Palestina melawan orang Yahudi yang dilindungi Inggris terjadi pada 4-7 April 1920 dikenal sebagai Nebi Musa Riots atau Jerussalem Riots 1920.
Ketika itu 4 April 1920 pagi, sekitar 70 ribuan orang Palestina sedang mengikuti festival "Nebi Musa" di alun-alun kota Tua. Setelah mendengar pidato anti-zionis yang disampaikan oleh tokoh perlawanan ketika itu Amin al-Hussayni, warga merangsek, menyerang orang Yahudi dengan batu dan kayu di gang-gang kota Tua selama hampir 2 jam.
Dalam peristiwa ketika itu, 5 orang Yahudi dan 4 Palestina tewas, ratusan orang lain terluka.