Lihat ke Halaman Asli

Abanggeutanyo

TERVERIFIKASI

“Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Jenderal Min Aung Hlaing dkk Khawatir Hadapi Mimpi Buruk Ini

Diperbarui: 6 Maret 2021   13:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar kiri : Pendukung Min Aung Hlaing. Sumber Reuters. Gambar kanan Pendukug Aung San Suu Kyi. Sumber :Voanews.com. Digabung oleh Penulis

Sejak meletus demonstrasi anti junta militer Myannmar pada 2 Pebruari 2021 hingga saat ini 6 Maret 2021 setidaknya 38 orang warga sipil telah tewas akibat penanganan represif polisi dan militer Myanmar.

Kudeta militer yang dilakukan oleh jenderal senior Min Aung Hlaing bersama dengan Soe Win Paglima Tatmadaw (Tentara nasional Myanmar), Mya Tun Oo (Panglima Angkatan Darat), So Htut (Kepala Polisi Myanmar) dan Myint Swe (Politikus senior pro militer) pada 1 Pebruari 2021 -seperti telah diramalkan banyak pihak akan sangat berdarah- faktanya kini benar memang sedang berdarah-darah.

Beringasnya polisi dan tentara Myanmar tidak main-main, persis seperti ancaman mereka akan agresif menyerang siapapun yang coba-coba menentang pemerintahan militer dibawah sang pemimpin berdarah dingin Min Aung Hlaing.

Dua hari pasca kudeta oleh militer terhadap pemerintahan sipil hasil pemilu 2020 yang dimenangkan partai NLD, sejumlah pekerja kesehatan di Yangon, Myamnar membentuk organisasi yang disebut "Civil Disobedience Movement" (CDM). 

Sejumlah dokter, perawat, dan pekerja di sebuah rumah sakit Yangon mengenakan pita merah memperkenalkan salam 3 jari simbol tiga tuntutan secara damai dari para pekerja rumah sakit tersebut, yaitu :

  • Pengunduran diri Ketua  Adminstrasi Negara yang dijabat Jenderal Min Aung Hlaing
  • Pembebasan pemimpin defakto Aung Shan Suu Kyi, Win Myint (Presiden terpilih) dan pimpinan  teras NLD lainnya
  • Pengakuan hasil pemilu 2020

Aksi CDM dalam demonstrasi dilakuan secara konservatif, anti kekerasan tapi menimbulkan pengaruh dan perhatian besar. Membunyikan klakson, menyalakan lilin, memukul ember dan panci, mogok kerja sipil hingga mengenakan pita merah atau bendera merah adalah beberapa hal yang dapat menarik perhatian besar dengan cara anti kekerasan.

Kini CDM kian membesar dan sangat menggetarkan. Hampir tidak ada warga Myanmar yang tidak mengenal DCM yang juga mendapat support dari berbagai LSM di dalam dan luar negeri bahkan PBB.

Seorang menteri kabinet dilaporkan telah bergabung dengan CDM yaitu menteri Pertanian dan Irigasi. Sejumlah orang terkenal lainnya adalah artis populer Phwe Phwe, aktor Zen Kyi, Paing Takhon, sutradara N Gyi dan atlet nasional bulu tangkis Thet Htar Thuzar dan lain-lain. 

Tetapi jangan harap Jenderal Min Aung Hlaing gentar dengan semua itu. Jenderal senior yang sedang mabuk kekuasaan itu tidak khawatir setidaknya hingga saat ini menghadapi solidnya gerakan rakyat sipil dalam organisasi CDM.

Hlaing Cs tidak takut dikucilkan negara manapun termasuk barat yang mengcancam mengisolasi pemerintahan mereka. Penguasa militer  juga tidak khawatir asetnya dibekukan termasuk rencana menarik dana sebesar US$1 miliar

Panglima Tentara Nasional Myanmar, Soe Win menanggapi dengan sangat dingin ancaman sanksi PBB yang disampaikan Christine Shcraner Burgener (utusan PBB untuk Myanmar). Soe Win berkata "Kami terbiasa dengan sanksi dan kami bisa selamat."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline