Lihat ke Halaman Asli

Abanggeutanyo

TERVERIFIKASI

“Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Menguak Misteri Lokasi CVR SJ-182 Bersembunyi

Diperbarui: 20 Januari 2021   13:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : screenshot dari BBC via aerotime.aero

Black Box atau "Kotak Hitam" di pesawat terbang komersil  terdiri dari dua peralatan terpisah yaitu perekam data penerbangan (FDR) dan perekam suara kokpit (CVR). Kedua alat tersebut wajib ada di penerbangan komersil dan biasanya lokasinya berada di bagian belakang pesawat. 

Mengacu pada lokasinya melekat di bagian ekor atau belakang pesawat ini bertujuan agar benda tersebut lebih aman dan dapat ditemukan dan mempelajari sebab musabab jika terjadi kecelakaan pada pesawat terbang.

Meskipun mendapat julukan "kotak Hitam" ke dua benda tersebut (FDR dan CVR) tidak bercat hitam setidaknya pada lapisan pelindungnya tidak berwarna hitam.  

CVR, perekam suara dalam kabin pilot tetapi posisinya tidak berada dalam kabin pilot melainkan berada di bagian belakang pesawat sesuai dengan alasan keamanan disebutkan di atas.

Terkait dengan upaya pencarian korban jiwa Sriwijaya SJ-182 dan puing pesawat serta VCR hingga hari ke 11 pencarian yang sudah ditemukan adalah :

  • Flight Data Recorder (FDR)
  • Baterai dan Casing  serta Electronic Cockpit Voice Recorder (CVR)
  • 308 kantong puing pesawat dan jenazah
  • 34 korban jiwa (dari 62 orang) telah berhasil diidentifikasi

Dengan demikian masih ada 28 korban jiwa lagi dan CVR yang BELUM ditemukan setidaknya hingga artikel ini dibuat.

Posisi dudukan FDR dan CVR padahal "berdekatan" di bagian ekor pesawat tetapi mengapa hanya FDR dan serpihan casing dan electronic CVR sja yang baru ditemukan, sementara inti CVR belum ditemukan? Ini adalah sesuatu yang misterius jika tak pantas disebut unik sekali.

Aneka sumber mengatakan titik jatuh peswat itu pada kedalaman 16 meter, 17 meter permukaan laut. Ada juga yang menyebut 20 meter dan ada juga yang menyebutnya 23 meter tapi umumnya tidak melebihi 25 meter permukaan laut, masih lebih panjang ukuran pesawat jenis Boeng 737-500 itu yakni 31 meter.

Jika mengacu pada jatuhnya SJ-182 (nyarius) vertikal 90 derajat dalam keadaan mesin hidup arah moncong pesawat duluan menukik ke dalam laut dan meledak di dasar laut pada kedalaman dangkal. Dalam skenario ini bisa jadi posisi inti CVR terpental ke luar area titik jatuh pesawat akibat ledakan, sementara bagian moncong melesak ke dalam tanah laut.

Jika mengacu pada skenario jatuhnya secara vertikal tapi posisi ekor duluan masuk ke laut akibat usaha nose up melebihi 15 derajat bisa jadi bagian ekor pesawat tempat "tertanamnya" CVR terbenam di dasar laut pada kecepatan tertentu.

Catatan kecepatan dan ketinggian SJ-182 pada pukul 14.40.20 pesawat tercatat pada ketinggian 5,400 feet pada kecepatan 213kpj, lalu tujuh detik kemudian pada 14.40.27 tercatat pada ketinggian 250 feet. Sumber : Kompas.com.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline