Perang Nagorno Karabakh jilid 2 ternyata lebih cepat dan singkat dari perang jilid 1 pada 1988-1994 lalu. Sejak diumumkan "berakhir" oleh Presiden Ilham Aliyev, pada 7 November 2020 Azerbaijan dengan dukungan Turki memperoleh kemenangan sangat cepat dan pesat dalam berbagai bidang.
Selain memperoleh kembali hampir sebagian wilayah Nagorno Karabakh (NK) termasuk kawasan Azerbaijan yang telah diduduki tentara Armenia beberapa dekade juga telah menimbulkan kerugian besar dipihak militer Armenia dan negara bentukannya Republik Artsakh.
Hampir tidak ada perhatian negara asing membantu Armenia-Artsakh selain celotehan panas Prancis terhadap campur tangan Turki di sana.
Meskipun pada akhirnya Rusia ikut hadir di NK tetapi sudah masuk menit-menit terakhir. Ibarat permainan sepak bola Rusia masuk pada masa injury time dan berhasil membentuk gencatan senjata sekaligus mengakhiri permusuhan.
Hal yang sangat penting dari peran Rusia adalah mengisolasi jarak tentara Azerbaijan beserta milisinya memasuki kawasan ibu kota Artaskh yakni Stepanakert.
Dari perjanjian gencatan senjata yang dibuat secara cepat itu tercipta koridor selebar 5 km dan panjang 65 km, dari Aghavno sebuah desa dekat perbatasan Armenia hingga ke ibu kota Stepnarket dan berbelok ke kota Martuni terdekat dengan perbatasan bagian barat Azerbaijan .
Selain itu ibu kota Stepanakert sepenuhnya dalam penguasaan pasukan penjaga perdamaian dari Rusia.
Keberhasilan ini adalah kemenangan cepat Azerbaijan dan melebihi ekspektasi penguasaan koridor selebar 35 km di sepanjang perbatasan Artsakh dengan Iran guna terciptanya hubungan dengan Republik Otonomi Nakhcavan (Azerbaijan) dengan kawasan Azerbaijan induknya.
Rusia-Armenia, dan Azerbaijan sepakat "gencatan senjata" atas persetujuan Turki. Gencatan senjata ini mulai berlaku pada 10 November 2020 setelah kota Susha (kota kedua terbesar di NK) jatuh ke tangan Azerbaijan sehari sebelumnya.
Menjelang pasukan Azerbaijan menerobos ke ibu kota NK (Stepnarket) barulah PM Armenia Nikol Pashinyan menerima gencatan senjata yang memuat beberapa konsesus sebagai berikut :
- Distrik Agdam akan dikembalikan ke Azerbaijan pada 20 November 2020
- Di sepanjang garis depan NK dan sepanjang koridor Lachin dijaga oleh pasukan perdamaian Rusia berkekuatan 1.960 orang, 90 pengangkut personil lapis baja, 380 kendaraan militer, dan kendaraan khusus
- Pasukan perdamaian Rusia berada di kedua koridor tersebut bersamaan dengan penarikan pasukan Armenia dari seluruh NK
- Jangka waktu kehadiran pasukan perdamaian Rusia adalah 5 tahun dan diperpanjang otomatis untuk 5 tahun berikutnya
- Sebuah pos komando pemantau gencatan senjata didirikan di NK
- Armenia akan kembalikan distrik Kalbajar pada 15 November 2020, kemudian distrik Lachin pada 1 Desember 2020
- Koridor Lachin selebar 5 km akan menjamin akses NK ke Armenia dikendalikan oleh pasukan perdamaian Rusia
- Kota Susha yang berada dalam koridor Lachin akan menjadi milik Azeri
- Rencana konstruksi akan ditentukan 3 tahun ke depan
- Azerbaijan menjamin keselamatan lalulintas sepanjang koridor Lachin antara NK dan Armenia dua arah
- Para pengungsi kembali ke lokasinya di bawah pengawasan UNHCR
- Pertuakaran tahanan, sandera dan sisa korban harus segera dilaksanakan
- Seluruh aktivitas ekonomi terjamin keamanannya. Armenia harus dapat menjamin aktivitas ekonomi yang menghubungkan Azerbaijan barat dengan Republik otonomi Nakchivan (Azerbaijan)
Apa yang membuat keberhasilan ini terjadi ada banyak hal, antara lain adalah :
- Perencanaan yang matang
- Serangan terkoordinasi
- Peralatan militer dan komunikasi yang modern dan canggih serta mumpuni
- Jumlah petempur yang berlimpah
- Pertarungan yang tidak seimbang dalam beberapa poin disebutkan di atas