Lihat ke Halaman Asli

Abanggeutanyo

TERVERIFIKASI

“Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Generasi Milenial Nihil Kontribusi, Apa Faktanya?

Diperbarui: 31 Oktober 2020   19:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. /Antara Foto/Akbar Nugroho Gumay. Ditambahkan oleh Penulis

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarno Putri (Mega) juga sebagai mantan Presiden RI ke 5 mengatakan generasi Milenial (kini) cenderung dimanjakan oleh  pemerintahan Jokowi.  

Megawati juga mepertanyakan sumbangsih generasi Milenial bagi bangsa dan negara.

"Apa sumbangsih kalian terhadap bangsa dan negara ini? Masa hanya (bisa) demo saja," kata Megawati sebagaimana dikutip dari Kompas.com

Pernyataan tersebut disampaikan saat pembukaan kantor DPD dan DPC PDIP secara virtual pada Rabu 28/10/2020 lalu. 

Bagaikan petir siang bolong pernyataan Megawati menyambar berbagai lapisan masyarakat yang mewakili generasi Milenial dan dikritisi serius karena dianggap "nihil Kontribusi."

Hillary Brigitta Lasut, anggota DPR RI termuda dari Partai Nasdem, sepakat dengan pernyataan Megawati  agar pemerintah tidak memanjakan kaum muda atau generasi Milenial, tetapi di sisi lain Hillary menyayangkan pernyataan Megawati tersebut karena mendiskreditkan generasi Milenial.

Ernest Prakasa, komika dan sutradara ikut menanggapi. Pernyataan Megawati karena terlalu semangat sehingga lupa sejumlah pada prestasi generasi Milenial.

Dia membeberkan, pencapaian Unicorn, Decacorn, penghargaan E-Sport International dan aplikasi teknologi transportasi dan lain-lain adalah contoh-contoh sumbangsih generasi Milenial pada era industri (digital) kreatif.

Abia Indou salah seorang mahasiswa dari Universitas Nasional yang turun ke jalan berdemonstrasi menolak Omnibus Law Ciptakerja menyayangkan pernyataan Megawati. Dia mengingatkan pembentukan bangsa ini tidak terlepas dari peran Pemuda pada masa itu yakni Boedi Utomo (1908) dan Sumpah Pemuda (1928).

Menjustifikasi generasi Milenial (saat ini) seakan-akan generasi manja dan cuma tahu enak-enak saja bahkan cuma bisa demo saja jelas pernyataan kontroversial.

Megawati sudah siap menghadapinya, "meskipun bakal dibully," ujarnya. Terlepas dibully atau tidak oleh generasi Milenial, mari kita mundur sejenak ke belakang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline