Lihat ke Halaman Asli

Abanggeutanyo

TERVERIFIKASI

“Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Kapal Rhosus Pembawa "Ledakan Beirut" Ternyata Melayani Order Misterius

Diperbarui: 8 Agustus 2020   11:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bangkai kapal Rhosus dan dampak bencana, Igor dan MV. Rhosus Sumber gambar (dari kiri ke kanan) : balkaninsight.com, codastory.com dan BBC.com. Digabung oleh penulis

Siapakah paling bertanggung jawab dalam ledakan ribuan ton Amonium Nitrat di Pelabuhan Beirut 4 Agustus 2020 lalu? Otoritas Pelabuhankah, Pengelola gudang, Kapal pengangkutnya ataukah pemilik kapal atau lebih jauh lagi perusahaan pengimpor (di Mozambik)?

Mari sejenak luangkan waktu melihat dari awal sesungguhnya perjalanan bola-bola kristal amonium nitrat dari Georgia ke Lebanon dari awalnya sudah penuh misteri. Hal ini ditandai enam peristiwa misterius dibalik "perjalanan aneh" bahan pupuk tersebut berikut ini.

Pertama, otoritas pelabuhan Beirut tepatnya General Manager Pelabuhan Beirut (Hassan Koraytem) telah berulang kali telah menyampaikan secara tertulis kepada pihak berkompeten tentang bagaimana memindahkan bahan berbahaya tersebut dari pelabuhan. Tercatat 6 kali Koraytem menyampaikan hal tersebut kepada Bea Cukai secara tertulis sejak 2014 - 2017.

Bea Cukai Pelabuhan Beirut juga telah dua kali melayangkan surat kepada Kejaksaan Agung Lebanon tentang bagaimana cara meleburkan benda berbahaya tersebut tetapi tidak juga mendapat tanggapan hingga akhirnya didiamkan sejak 2018. Sejak saat itu (hingga 2020) otoritas dan bea cukai pelabuhan Beirut serasa tidak memperdulikan lagi barang berbahaya tersebut.

Kedua, tempat penyimpanannya dipindahkan dari Kapal ke "Gudang 21" beberapa bulan setelah kapal itu ditahan. Lokasi gudang 21 dekat penyimpanan biji-bijian yang sisa tower (kini) menjulang di tengah kehancuran pelabuhan Beirut. Keamanan 2.75o ton amonium nitrat tersebut sepenuhnya jadi tanggung jawab direktur pelabuhan Beirut.

Uniknya pada 3 Agustus 2020 atau sehari sebelum terjadi ledakan baru dicapai kesepakatan antara Menteri Pekerjaan Umum (Michel Najjar) dengan General Manager Pelbuhan Beirut (Hassan Koraytem) tentang tatacara pemindahan dan lokasinya. Tapi belum sempat terlaksana sudah meledak. Mungkin ada pihak yang tidak puas dengan kesepakatan yang dicapai Menteri PU dan otoritas pelabuhan Beirut.

Ketiga, kapal pengangkut ribuan ton bola kristal tersebut adalah "MV Rhosus," sebuah kapal dengan banyak nama dan telah berganti-ganti kepemilikan dan bendera berbagai negara.

Saat pertama diluncurkan kapal ini berbendera Jepang dengan nama "Daifuku Maru" pada Oktober 1986 dari Naruto salah satu galangan kapal di Jepang. 

Dalam perjalanan operasionalnya kapal ini telah berpindah tangan kepemilikan dan nama sampai 5 kali. Nama terakhirnya adalah Rhosus yang dibeli salah seorang pebisnis warga Russia, Igor Grechuskin pada 2008 yang memilih menetap di kota MediaZona, Siprus.

Pada 23 September 2013 kapal ini berbendera Moldova, dinahkodai warga Ukraina (Boris Prokoshev) bergerak dari pelabuhan Batumi, Geogia mengangkut 2.750 ton bola kristal Amonium Nitrat.

Keempat, Grechuskin begitu mudah "buang badan" mengaku bangkrut ketika kapalnya mengalami "kerusakan teknis" di perairan mediterania dan dibawa ke pelabuhan Beirut oleh ororitas Lebanon. Faktanya memang ada semacam kebocoran kecil pada dinding lambung atas kapal itu tempat menampung ribuan ton benda berbahaya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline