Lihat ke Halaman Asli

Abanggeutanyo

TERVERIFIKASI

“Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Begini Kata Pemilik Gambar dan Pembelajaran Kelepon vs Kurma

Diperbarui: 24 Juli 2020   13:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelepon vs Kurma, sama-sama enak dan nikmat. Sumber gambar : lifestyle.okezone.com dan bukamatanews.id. Digabung dan edit oleh Penulis

Meskipun sudah lama ada di tanah air tidak ada yang mengklaim siapa orang atau daerah pembuat pertamanya. Tidak ada yang berebut lisensi atau hak paten menentukan orang atau daerah asalnya karena yang penting bagi warga adalah rasa keleponnya enak, nikmat, higienis dan terjangkau, kalau bisa gratis la..hehehhee.

Sebutan untuk Kelepon (ada yang menulis "Klepon") di setiap daerah bisa berbeda-beda. Di beberapa tempat disebut "Onde-onde." Masyarakat Bugis- Makassar menyebutnya (kalau tak salah) "Umba-umba" sedangkan orang Aceh menyebutnya "boh Ro-rom" dan lain-lain daerah ada sebutannya sendiri.

Meskipun nama berbeda tetapi intinya sama yakni sejenis penganan basah yang dibuat dari tepung beras ketan berbentuk bola-bola kecil berisi gula merah atau gula putih atau ada juga yang memasukkan kacang (wijen) di dalamnya lalu dilumuri kelapa bercampur gula pasir pada bagian luarnya.

Dunia persilatan Kelepon jadi heboh (viral) gegara flyer seseorang yang fanatik tidak pada tempatnya tentang Kelepon dan mengajak orang-orang memilih kurma saja karena alasan -katanya- lebih islami dan syariah (sebut sebuah unggahan IG pemilik akun Abu Ikhwan Aziz).

Reaksi keras membela kelepon pum muncul dimana-mana. Ratusan artkel dan opini membantah "perbandingan" Aziz kini telah menggelegar diamana-mana.

Orang-orang membela BUKAN karena jajanan kesukaannya merasa direndahkan tetapi karena perbandingan yang disebut pemilik akun IG tersebut sangat tidak relevan, tidak pada tempatnya dan tidak nyambung dan berkualitas sangat rendah.

Akibatnya unggahan dan pernyataan di IG tersebut jadi bahan olok-olok dengan berbagai macam penilaian yang umumnya miring dan mungkin marah pada si pemilik akun tersebut.

Belakangan mucul pengakuan dari pemilik foto sesungguhnya milik food photographer Dita W. Ichwandardi yang mengaku photo tersebut dibuatnya tahun 2008 ketika masih menjadi food photographer dan food blogger.

Sebelah kiri adalah gambar Kelepon asli milik Dita

Meskipun rada mirip nama tengahnya (sama - sama ada menyandang Ichwan atau Ikhwan) tapi Dita mengaku photonya itu "dicuri" seseorang dari laman media sosialnya.

Dita mengaku baru tahu dari facebook akunnya ketika teman-temannya membicarakan foto hasil jepretannya dahulu sedang viral tanpa merinci bagaimana teman-temannya bisa mengingat karya fotonya 12 tahun lalu sesuatu yang amat luar biasa sesungguhnya.

Apakah benar Kurma lebih Syar'i atau Islami ketimbang Kelepon?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline