Lihat ke Halaman Asli

Abanggeutanyo

TERVERIFIKASI

“Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Anomali 1.361 TNI Terjangkit Covid-19, Mungkinkah Karena Ini?

Diperbarui: 12 Juli 2020   11:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Latihan Pasis Diktukpa TNI AD Kompi A dan B Batalyon I Mensis di Cikole Lembang. Jum’at (4/3/2016). Sumber : tniad.mil.id

Ikut prihatin mendengar kabar penularan massal terhadap 1.262 orang di Secapa TNI AD (Bandung) dan 99 orang di Pusdik POM (Cimahi), oleh karenanya artikel ini sekedar memberi masukan dari sekian potensi pemicu Covid-19 yang menimpa sejumlah personil di kedua lokasi disebutkan di atas.

Pencegahan penularan Covid-19 pasti telah dilakukan secara cermat di ke dua tempat pendidikan dan latihan milik TNI AD tersebut. Jadi  sangat mustahil lembaga yang terkenal sangat disiplin dan mengajari disiplin itu menafikan atau menganggap enteng langkah pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungannya. 

Soal menjaga kebersihan dan keteraturan kita malah boleh belajar ke sana meniru yang terbaik untuk diterapkan dilingkungan rumah sendiri atau di lingkungan sekitar kita.

Tetapi mengapa kawasan steril itu bisa juga ditembus Covid-19 bahkan terjadi secara massal? Sesuatu yang anomali atau tidak wajar jika tak pantas disebut "misterius."

Anomali atau tak wajar karena kedua lokasi tersebut sudah pasti menjalankan sistem protokoler pencegahan Covid-19 dengan sangat baik tetapi terjangkit juga bahkan menyerang pada hampir 1400 orang tentara.

Dan jika hampir 1400 orang tertular itu menularkan kembali pada institusinya seusai latihan bisa dibayangkan betapa berlipat gandanya orang terpapar Covid-19 baik dalam status PDP maupun ODP dan OTG jika tidak terdeteksi lebih awal seperti saat ini dilakukan.

Oleh karenanya satu sisi kita salute dengan keterbukaan pihak berkompeten dalam mengumumkan kondisi ini secara terbuka teapi di sisi lain kita juga dibuat prihatin membayangkan jika kondisi menerjang kepada sejumlah TNI AD dan kelaurganya atau lingkungannya akibat sesuatu yang tidak wajar.

Apakah yang tidak wajar itu? Tentu banyak hal yang musti ditelusuri terutama adalah apakah faktor-faktor pencegahana covid-19 telah benar-benar dilaksanakan dengan murni, serius dan kontinu?

Jika sudah dilakukan sesuai protokoler, tahap berikutnya adalah melihat dan membaca data historis seminggu terakhir seluruh anggota TNI yang terpapar covid dalam semua kondisi, mencakup :

  • Ketika keluar dari asrama pelatihan dengan berbagai alasan, kemana saja perginya atau berkunjung pada siapa dalam sepekan terakhir
  • Ketika dikunjungi di asrama oleh teman atau keluarga siapa saja yang pernah berkunjung dalam sepekan terakhir
  • Jenis ujicoba apa yang dilakukan dan bagaimana proses ujicoba sampel itu dilakukan
  • Dalam sepekan terakhir jenis makanan apa yang dikonsumsi secara massal oleh prajurit selama dalam pelatihan

Yang disebutkan terakhir kedengarannya nyeleneh dan mungkin sepele tetapi perlu dilakukan penelitian apakah ada konsumsi jenis makanan secara massal dalam sepekan terakhir sebelum ujicoba sampel dilakukan, misalnya pernah mengkonsumsi makanan kaleng atau pernah mengkonsumsi ransum yang ternyata bisa menjadi pencetus hadirnya virus corona.

Terhadap hal-hal remeh tersebut mungkin saja tidak masuk diakal akan tetapi peneliti meluangkan waktunya sejenak untuk menguji sampel makanan atau minuman massal dalam sepekan terakhir termasuk jatah ransum militer (individual combat rations) atau Meal Ready to Eat (MRE) yang mungkin kadaluarsa atau ternyata pencetus hadirnya virus corona.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline