Lihat ke Halaman Asli

Abanggeutanyo

TERVERIFIKASI

“Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Ratusan Perusahaan Boikot Iklan di Facebook, Realistis atau Irasional?

Diperbarui: 3 Juli 2020   03:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar ilustrasi. Sumber : nytimes.com/2020/06/29. Diedit dan tambahkan oleh Penulis

Hingga saat ini  terdapat 100 perusahaan telah memboikot media sosial Facebook (FB) dengan cara berhenti kerjasama penayangan iklan mereka di media milik Mark Zuckerberg tersebut dalam aneka rentang waktu.

Alasan berhentinya sejumlah perusahaan menyerahkan iklan mereka ke FB telah disampaikan oleh banyak media massa, diataranya karena pengiklan merasa FB telah dijejali oleh banyak konten bernuansa kebencian, terorisme dan pornografi dan menjadi corong propaganda.

"Para pengiklan kompak ingin Facebook mengambil langkah tegas untuk memberangus konten berisi ujaran kebencian, rasisme dan mendukung kekerasan," tulis Kompas.com edisi 2 Juli 2020.

The NY Times edisi 29 Juni 2020 menulis alasan tersebut karena FB telah menjadi corong ujaran kebencian (Hate Speech) dan permisif terhadap postingan beraroma rasisme seperti yang dilakukan Presiden AS,  Donald Trump saat menanggapi gerakan Black Lives Matter.

Trump juga telah memposting komentar sinisnya terhadap Martin Gugino (75) yang didorong oleh Polisi kota Buffalo, negara bagian New York pertengahan Juni lalu. Dalam akun resminya Trump menilai pria yang jatuh terjengkah itu melakukan tindakan yang tidak realistis sangat jelas sandiwaranya.

Sejak meletusnya demo solidaritas terhadap George Floyd (bangkitnya kembali gerakan Black Lives Matter) benih-benih pertikaian di dalam tubuh FB pun mulai membara antara sesama karyawan FB bahkan antara karyawan dengan big bos Mark Zuckerberg. 

Brandon Dail, salah satu insiyur di FB jadi korban, dipecat gegara berbeda pendapat dengan rekan kerjanya yang tidak mendukung aski tertentu gerakan BLM ditayangkan di FB. 

Dail dipecat tanpa sempat membela diri. Belakangan dia mendapat dukungan dari teman kerjanya sehingga makin membuat rumit internal FB meskipun tidak menganggu organiasasi secara keseluruhan.

Tetapi bukan karena pertikaian internal di FB itu membuat sejumlah perusahaan "undur diri" menayangkan iklan di FB. Ada sebab lain yang lebih krusial tetapi belum tentu realistis dan sebaliknya belum tentu irasional.

Menurut NewYorkTimes edisi 26 Juni 2020, tidak kurang 100 perusahaan kini telah berhenti beriklan di FB. 

Adidas dan Reebok. Tahun lalu perusahaan alat olahraga tersebut berinfestasi iklan di seluruh Medsos senilai 12,4 juta dollar AS. Mereka kini memutuskan berhenti beriklan hingga Juli 2020. Alasannya menjaga diri sendiri dan "mitra" untuk menciptakan dan memelihara kondisi yang aman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline