Lihat ke Halaman Asli

Abanggeutanyo

TERVERIFIKASI

“Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Virus Corona "Kelahiran" Indonesia Bukan Tipe Kaleng-kaleng

Diperbarui: 6 Juni 2020   22:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : daenggassing.com. Diedit dan tambahkan oleh penulis

Sebetulnya penemuan varian atau tipe virus corona telah lama ada. Pada 12 April 2020, Kompas.com menurunkan laporan ada tiga varian virus corona yaitu tipe "A", "B" dan "C". Dari tiga tipe tersebut tipe paling dekat dengan penyebab penyakit Covid-19 adalah tipe "A" yang sebarannya berasal dari Kelelawar, Trenggiling dan hewan liar lainnya.

Virus corona tipe B pada umumnya dari Asia Timur. Sedangkan tipe C adalah virus dari tipe B yang bermutasi di tempat lain. Sebagaimana diketahui virus melakukan mutasi agar bisa hidup dan berkembang biak dan menciptakan turunan baru di tempat yang barunya termasuk di Indonesia.

Pembagian tipe virus kini bukan lagi berdasarkan regional karena di Eropa barat pun berjangkit tiga tipe berbeda yakni tipe B di Inggris dan tipe C di Jerman dan tipe C di Italia. Ditempat lain, tetangga kita (Singapore) terjangkit tipe C sedangkan Australia dijangkiti tipe A.

Temuan terkini tentang tipe virus corona Indonesia ternyata lain daripada yang lain. Seorang ilmuan Indonesia mengatakan jenis virus Corona di Indonesia tidak termasuk dalam jenis virus corona pada umumnya di dunia (tipe S,G an V).

Jika mengacu pada klasifikasi virus Corona dunia saat ini padahal ada tiga tpe (A,B dan C). Dengan demikian berdasarkan pernyataan ilmuan Indonesia tersebut dapat disebutkan juga bahwa jenis virus corona Indonesia bukan tipe A,B atau C dan juga BUKAN tipe S, G dan V.

Kalau bukan tipe A,B dan C dan juga bukan tipe S, G dan V, timbul pertanyaan, "jenis apakah virus Corona yang menyebar di tanah air kita,?" sebuah pertanyaan otomatis tentu saja.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Soebandrio menyampaikan hasil temuan tersebut pada 4/6/2020 kepada Komps.com. Sumber : Kompas.com.

Setiap ahli pasti berkata sesuai bukti, peneltiain dan data jadi apa yang disampaikan ahli Biologi Maolekuler itu pastilah berdasarkan data dan pengujian dan soal pemberian nama atau istilah saja. Dan kenyataannya para peneliti Indonesia telah mengirimkan 7 sampel whole genome sequencing (WGS) ke lembaga Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) di Munchen, Jerman. 

Hasilnya 3 dari 7 sampel tersebut mendapat kesimpulan TIDAK masuk dalam kelompok virus corona pada umumnya di dunia (S, G atau V). "Jadi dikelompkkan sebagai 'others', "ujar Prof. Amien Soebandrio.

Tidak diketahui kapan sampel dikirim dan berapa lama hasil penelitian itu disampaikan ke Indonesia serta  bagaimana nasib 4 sampel lainnya apakah diakui sebagai virus dunia ataukah murni "made ini Indonesia."

Kalau murni lahir dan khusus berkembang biak di Indonesia perlu ditelusuri genom apakah tipe mircoba ini, apakah juga berasal dari leluhurnya yang telah "melarikan diri" dari laboratorium Wuhan sejak Desember 2019 lalu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline