Lihat ke Halaman Asli

Abanggeutanyo

TERVERIFIKASI

“Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Angin Topan Sinisme Belum Goyahkan Andi Taufan dan Stafsus Milenial

Diperbarui: 15 April 2020   17:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar ilustrasi : wallpaperbetter.com diedit oleh penulis

Andi Taufan Garuda Putra salah satu staf khusus presiden kini "berkibar-kibar" diantara 7 milenial Staf Khusus Presiden (SKP). Andi Taufan kini muncul seolah-olah membangunkan masyarakat Indonesia dari tidur panjang dan hampir terlupa dengan kabar mereka.

Sejak diperkenalkan oleh Presiden Jokowi pada 12/11/2019 meskipun gugup atau grogi mereka berusaha tampil dengan gaya khas milenial, santai dan manja tapi punya segudang terobosan sesuai bidangnya masing-masing.

Pada mereka pemerintah berharap hadirnya gagasan dan program-program cemerlang untuk kebutuhan generasi milineal dalam mewujudkan salah satu janji kampanye pemerintah Jokowi yaitu menuju revolusi Industri generasi ke 4 atau "Industri 4.0." 

Sejak dilantik atau diperkenalkan pada publik telah muncul aneka keraguan yang dilontarkan berbagai pihak terhadap stafsus milenial tersebut. Fahri Hamzah menilai keberadaan mereka tidak menjawab persoalan sesungguhnya yang dihadapi bangsa ini.

Made Tony Supriatma peneliti dari ISEAS mengatakan penunjukan itu tak lebih dari pencitraan murahan pemerintahan Jokowi.

Sejumlah politkus menilai negatif pengangkatan tersebut karena dianggap sangat mubazir dan menghamburkan anggaran negara. Demikianlah sejumlah tanggapan negatif menghujam ke arah 7 stafsus milenial tersebut.

Empat dari Tujuh orang Stafsus milenial tersebut mempunyai aplikasi startup. Pada saat itu Direktur Charta Politka, Yunarto Wijaya menduga bakal terjadi benturan kepentingan "conflict of interest" pada 4 staf milenial tersebut.  

Meskipun ada yang berpendapat positif dan memberi dukungan semangat tetapi tampak kesan ragu-ragu di dalamnya. Pengamat lain engingatkan Presiden agar membuat job description dan job specification terlebih dahulu sebelum menetapkan orangnya seperti dilontarkan Partaan Daulay, wakil Sekjen PAN ketika itu.

Tapi apapun keraguan itu ke 7 stafsus milenial terus berpacu melawan waktu dan bertekat membungkam keraguan. Ibarat 7 anak kancil bersenjata lengkap  mereka dilepas di alam liar mereka menuju posisi masing-masing siap menghadapi ganasnya medan politik di negeri +62 ini.

Lama tak ada kabar berita tentang mereka atau mungkin tidak ada yang mengekspos apa telah mereka lakukan. Tiba-tiba 5 bulan setelah diperkenalkan mucul berita tentang Andi Taufan Garuda Putra sang CEO Amartha yang (diperkirakan) mempunyai kekayaan di atas 500 milyar melakukan terobosan yang ternyata membuat blunder yang seharusnya tidak perlu terjadi.

Sebagaimana telah kita ketahui bersama Andi Taufan mengirim surat berkop Sekretariat Kabinet RI. Surat itu merupakan permohonan agar para camat mendukung edukasi dan pendataan kebutuhan alat pelindung diri (APD) demi melawan wabah virus corona ( Covid-19) yang dilakukan oleh perusahaan pribadi staf khusus milenial itu, yakni PT Amartha Mikro Fintek (Amartha). Sumber : Kompas.com.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline