Lihat ke Halaman Asli

Abanggeutanyo

TERVERIFIKASI

“Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

AS Siap Bidik 52 Target Iran, Bersiaplah PD3 di Timur Tengah

Diperbarui: 6 Januari 2020   18:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar : US NAVY/AFP via Getty Images

Ketegangan di timur tengah tambah meruncing setelah Presiden AS, Donald Trump melalui akunnya berkicau bahwa AS akan menghancurkan 52 target dan situs budaya Iran jika negara para mullah itu membalas. Kami tidak ingin diancam, ujar Trump (5/1/2020).

Trump mengingatkan kekuatan militer AS sangat besar. "AS baru saja menghabiskan 2 triliun dolar untuk membeli peralatan militer. Kami yang terbesar dan terkuat di dunia ini. Jika Iran menyerang kami akan kirimkan peraltan baru dan indah itu kepada mereka," tulisnya di sini.

Sejauh ini Iran masih berkabung sejak Letnan Jendral Qassem Soleimani dan rekannya Abu Mahdi al-Muhandis komandan PMF tewas dihajar oleh drone bersenjata AS di bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020 lalu. Puluhan ribu pelayat yang mengiringi prosesi pemakaman jenazah Soleimani di kampung halamannya di provinsi Khuzestan tidak membuat AS terinspirasi menahan amarahnya.

Dua kicauan Trump di atas benar-benar memperlihatkan Iran tidak ada apa-apanya (no thing) bagi AS tapi menjadi problem (mengancam) sudah bertahun-tahun. Trump mengatakan 52 target tersebut akan diserang dengan sangat cepat dan keras termasuk terhadap petinggi dan budaya strategis Iran. 

Target-target tersebut pembalasan untuk 52 sandera AS yang  disekap di Kedubes AS di Teheran pada 4 Nov 1979 hingga 20 Jan 1981 lalu atau pada masa akhir pemerintahan Jimmy Carter dan awal pemerintahan Ronald Reagan.

Dalam upaya operasi pembebasan tawanan di kedubesnya, Jimmy Carter memerintahkan operasi Eagle Claw pada 24 - 25 April 1980. Akan tetapi operasi yang melibatkan satuan elite AS (Delta Force, Rangers, CIA, Specialist Division dan disokong USAF, Marinir dan Navy) itu berakhir gagal.

Di sebuah sudut padang pasir Tabas, sebuah Helikopter mengalami kerusakan teknis dan terbakar saat diperbaiki akhirnya meledak menyasar sebuah pesawat logistik. Sebanyak 8 pasukan AS tewas. Operasi itu gagal dan jadi kenanga pahit seumur hidup setidaknya membekas dalam pikiran Trump sampai kini.

Kini pada awal 2020 Trump membalas, seorang Jendral strategis Iran terkulai hangus dibalik serangan roket drone AS. Sebagaimana disebutkan di atas Trump akan terus membalas dan telah menyiapkan 52 target yang siap diremukkan secara cepat dan tepat.

Trump tidak merinci, akan tetapi mengacu pada proksi Iran di sejumlah negara maka kemungkinan sasarannya adalah markas atau bangunan strategis serta petinggi di negeri itu sendiri, petinggi proksi Iran di Lebanon, Suriah dan Irak serta di Yaman dan di Afghanistan.

Target penting Iran di negeri Iran sendiri adalah : Gedung fasilitas  militer, pangkalan militer, reaktor nuklir dan pusat riset nuklir dan cagar budaya Iran yang tersebar di Iran.

Sementara itu di Lebanon, Irak dan Suriah target atau sasaran AS (dan Israel) adalah pangkalan milisi dukungan Iran yang dibangun di bawah tanah dan tentu saja pusat-pusat komando serta komandan milisi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline