Lihat ke Halaman Asli

Abanggeutanyo

TERVERIFIKASI

“Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Banjir Jakarta Kini Jadi "Hiburan" Warga

Diperbarui: 13 Januari 2020   23:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banjir Jakarta 2015 di Sunter (kiri) sumber : news.detik.com dan Banjir Jakarta 2020 di Duren Sawit (Gatra.com).

Hampir di manapun di seluruh dunia ini pernah terjadi banjir, bahkan di kawasan tandus di jazirah Arab pun pernah mengalami banjir oleh berbagai sebab. Apalagi di Indonesia negeri kita tercinta hampir tak lepas dari peristiwa banjir aneka jenis: Banjir Bandang; Banjir Rob; Banjir Luapan; Banjir Lahar; Banjir Lumpur dan sebagainya.

Apapun jenis dan sebabnya peristiwa banjir menimbulkan aneka masalah mulai dari kerugian harta benda, terganggunya aktifitas, gangguan kesehatan hingga khilangan jiwa akibat tenggelam, terbawa arus dan sebagainya.

Banjir di Jakarta bahkan sudah terjadi pada jaman Belanda. Hal ini telah banyak dikupas tuntas oleh pakar hingga dapat dibaca dalam ribuan tulisan yang mengatakan banjir Jakarta telah terjadi sejak dulu kala dari jaman VOC.

Setiap Gubernur DKI punya agenda kampanye yang menggelegar tentang optimisme mengatasi banjir tapi faktanya belum ada satupun Gubernur DKI Jakarta yang mampu "membebaskan" warganya dari banjir. Ironisnya satu Gubernur seperti "menertawai" cara Gubernur sebelumnya mengatasi banjir. Seakan-akan Gubernur yang satu meremehkan kerjakeras sang pendahulunya.

Peristiwa banjir telah menghujam ibu kota Jakarta dari tahun ke tahun. Dari aneka media cetak dan elektronik serta medsos kita terenyuh rasanya setiap melihat aneka lokasi Jakarta kebanjiran. Bagi yang pernah merasakan banjir masih ingat betapa lelahnya merasakan banjir dan dampak pasca banjir. 

Hati nurani dapat berbicara jujur bahwa peristiwa banjir Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang dan di tempat lain jelas bukanlah sebuah hiburan. Tapi cara orang mengatasi kegalaunnya pun beraneka cara termasuk saat menghadapi banjir. 

Mengusir ngantuk, kecewa dan kerugian yang diderita akibat banjir ada orang (warga) yang menjadikan momen kecewa tersebut menjadi hiburan tujuannya adalah mengusir depresi. 

Berdasarkan aneka video momen banjir yang dapat dilihat di berbagai media terlihat beberapa warga "menikmati" kebanjiran dengan cara :

  • Berenang dengan berbagai gaya, Lompat indah dan "arung jeram" dengan ban dalam mobil
  • Menjala ikan, Memancing di teras rumah atau dari balkon
  • Menaiki boat karet mengenakan jaket ojek online (Go Boat)
  • Memvideokan peristiwa terseretnya mobil-mobil dengan kalimat lelucon
  • Merekam aneka hewan yang tersangkut di dalam rumah. Merekam video rombongan ikan yang masuk ke dalam ruang tamu,  menertawai tikus hinggap di kaki kursi,  mewawancarai tikus yang hinggap di batang sapu, menangkap aneka jenis ular hingga perlombaan berenang massal.

Mungkin masih banyak lagi peristiwa lain yang kelihatannya kocak jika tak pantas disebut kurang peka terhadap kondisi sejenis bencana yang sedang terjadi.

Warga yang sedang menikmati  hiburan di balik bencana tersebut tampaknya di dominasi oleh anak-anak atau remaja lingkungan setempat atau warga dari lingkungan lain. Mungkin saja mereka anak-anak atau remaja sehingga apapun bisa jadi mainan meskipun juga terlihat orang dewasa yang menikmatinya. 

Memang banyak cara orang menekan kebosanan atau mengusir depresi dengan berbagai cara termasuk menghibur diri dari peristiwa yang membuat depresi itu sendiri misalnya banjir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline