Lihat ke Halaman Asli

Abanggeutanyo

TERVERIFIKASI

“Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Skuter Listrik, Butuh Bukan Musuh

Diperbarui: 18 November 2019   10:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Percobaan uji keamanan melibatkan boneka pengguna skuter listrik disebuah tempat uji coba. Gambar: GETTY IMAGES

Hari itu, 21 September 2018 adalah Jumat kelabu bagi pemuda berusia 20 tahun Carlos Sanchez Martin yang sedang menikmati musik dari headset-nya sambil mengendarai skuter listrik sewa "lime." Ia melintasi sebuah kawasan Dupont Circle di salah satu sudut jalan di Massachusetts avenue.

Sebuah mobil SUV BMW X3 yang baru saja berbalik arah di sebuah tempat dilarang memutar melaju lalu ke arahnya. Terjadilah peristiwa naas, Carlos ditabrak, tubuhnya tersangkut di kolong SUV sejauh 10 meter. Perlu waktu hingga 15 menit mengeluarkan tubuhnya dari sana dan ia tewas dalam perjalanan ke rumah sakit.

Carlos Sanchez Martin pun telah dicatat sebagai korban jiwa (tewas) pertama di AS dalam kecelakaan e-scooter (skuter listrik). Setahun setelah itu, korban jiwa di AS bertambah 4 orang lagi (jadi 5 orang) hingga 20 September 2019 lalu.

Di tempat lain, nun jauh dari AS, korban pertama lainnya adalah Emily Hartridge (35) terjadi di Inggris. Emily adalah presenter TV terkenal dan Youtuber kaya raya. Dia tewas di sebuah bundaran di Battersea, South West London, setelah ditabrak Truk pada 13 Juli 2019. 

Tidak sampai sehari kemudian menyusul tewas seorang remaja pria (14) juga meregang nyawa dalam kecelakaan tunggal akibat lepas kontrol. Mengendarai skuter dengan kecepatan maksimal (5o km/jam) tidak mengenakan helm dan terjatuh hingga merenggut nyawanya.

Di Singapore, madam Ong bee Eng (65) mungkin saja jadi korban tewas pertama akibat sepeda yang dikendarainya ditabrak skuter listrik pada 26 September 2019. Di Singapore skuter listrik masuk katagori Personal Mobility Device (PMD). Eng jadi korban tewas pertama dalam katagori PMD.

Di Indonesia, korban jiwa akibat kecelakaan skuter listrik pertama adalah Ammar dan Wisnu. Sebagaimana diketahui keduanya ditabrak mobil di sebuah kawasan yang bukan diperuntukkan bagi pengendara skuter listrik.

Hingga hari ini tidak jelas berapa sudah jumlah korban tewas di AS, Inggris, Singapore dan Indonesia serta seluruh dunia akibat kecelakaan skuter listrik dengan kendaraan lain atau dengan pejalan kaki. Sebuah sumber, BBC edisi 6 Agustus 2019 melaporkan sejak Januari 2018 hingga Juli 2019 telah terjadi 11 korban jiwa di Paris, Brussels, Barcelona hingga London saja.

Satu sisi, booming kebutuhan pada kendaraan mungil ini semakin tinggi tetapi persoalan di balik animo itupun makin sering terjadi di mana-mana. Akibatnya kini beberapa negara telah membuat aturan khusus dan terbatas terhadap penggunaan otoped tersebut. 

Gambar: AFP/Getty Images

Singapore sejak 5 Nopember 2019 lalu telah membuat ketentuan larangan penggunaan skuter listrik di seluruh trotoar atau pedestrian. Jalur untuk skuter listrik hanya dibolehkan pada kawasan untuk bersepeda yang telah ditetapkan (sepanjang 550 km saja saat ini).

Swedia membuat larangan terbatas, hanya membolehkan skuter listrik bergerak pada jalur sepeda dan dengan kecepatan maksimal 20 km per jam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline