Issu tentang bakal dihapuskan tombol "like" di Instagram (IG) bukan barang baru lagi. Issu tersebut sudah terjadi sejak April 2019 lalu ketika sebagian pengguna IG di Kanada merasakannya. Setelah itu berkembang ke AS, Jepang, Brazil, Australia, Selandia Baru dan Irlandia
Sampai hari ini tampaknya belum ada penghapusan tombol like untuk pemilik akun IG di Indonesia meskipun CNN Indonesia melaporkan salah satu pemilik akun IG di Indonesia mengaku tidak melihat lagi tombol like(s) nya pada Selasa (12/11/2019). Hanna, pemilik akun IG tersebut mengaku tidak melihat lagi tombol like dalam aplikasi IG-nya.
Tampaknya IG masih pilih-pilih user secara acak sebelum menerapkannya secara massal di Indonesia. Pasalnya hingga saat ini rata-rata akun yang penulis buka termasuk akun IG Kompasiana, akun resmi IG, akun pribadi sendiri dan beberapa akun lainnya masih menemukan tombol like di sana. Sampai hari ini 12/22/2019 pukul 14.30 masih terlihat fitur likes milik Kompasiana (sudah penulis like) seperti terlihat pada gambar berikut :
Hal yang sama penulis lakukan pada akun resmi Instagram (IG Official) masih terlihat fiuture likes tersebut. Mengacu pada salah satu gambar postingan di sana penulis memberi tambahan like (tanda jadi merah) untuk postingan tersebut. seperti terlihat pada gambar berikut ini :
Dengan demikian mungkin saja penghapusan tombol like di Indonesia akan terjadi dalam waktu dekat, mungkin mulai pekan depan. Jika hal itu terjadi pengguna aplikasi IG di tanah air tidak dapat mengetahui lagi berapa jumlah like(s) sebuah postingan. Hal sama terjadi pada pemilik akun, ia tidak melihat lagi jumlah like meskipun ia tahu siapa saja yang menyukai sebuah postingannya.
Beberapa pemilik akun IG di sejumlah negara lain yang telah dikenai penghapusan like tersebut pada umumnya kecewa. Meski demikian ada juga yang setuju dengan hal tersebut, diantaranya adalah Kim Kadharsian West salah satu selebriti papan atas AS.
Beberapa hari sebelum terjadi penghapusan tombol itu Kim menilai positif langkah Adam Mosseri bos IG tersebut. "Terutama adalah untuk sebagian orang yang terganggu kesehatan mentalnya akibat mengambil manfaat dari jumlah like di IG," ujarnya sebagaimana dikutip dari CNBC edisi 11/11/2019.
Apa dan bagaimana reaksi penghapusan tombol di Indonesia? Meski belum terjadi penghapusan tapi diperkirakan hal itu akan mengecewakan terutama untuk para buzzer atau influencer yang menjadikan jumlah likes sebagai tolok ukur sukses mereka kepada pemberi proyek (iklan misalnya) dan calon pemberi proyek lainnya.
Dengan aksi pembatasan fitur ini dipastikan dapat mengacaukan sejumlah proyek yang sedang berjalan dan bahkan menganggu proyek akan dikerjakan.
Hal ini akan menganggu isi perjanjian kontrak yang telah disepkati yang pada akhirnya bermuara pada ketidak cocokan dalam pembayaran dengan "usaha" para buzzer atau influencer.
Adam Moseri menjelaskan salah satu alasan mengapa uji coba tombol like itu dihapus adalah untuk melihat sejauh apa para pembaca, penikmat konten gambar dan video bisa lebih fokus pada konten yang mereka lihat.