Lihat ke Halaman Asli

Abanggeutanyo

TERVERIFIKASI

“Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Beda Rasa Blackout PLN Jabodetabek dan Daerah

Diperbarui: 6 Agustus 2019   14:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : news.beritaislam.org l

Persoalan mati listrik PLN (blackout) telah terjadi di negara dan kota manapun di seluruh dunia. Meski lumrah terjadi di seluruh dunia tetapi tidak seperti yang terjadi di negara kita. Di tanah air, khususnya di beberapa daerah peristiwa mati lampu bisa terjadi 3x sehari seperti minum obat jadinya.

Peristiwa pemadaman PLN (blackout) di sebagaian Jabodetabek pada hari minggu dan berlanjut pada Senin (5/8) ikut membuat kita prihatian. Masalahnya akibat pemadaman tersebut tidak saja kerugian material yang dihadapi oleh masyarakat tapi sampai ke masalah imaterial seperti terlambatnya orang-orang berpergian dengan KA dan terganggunya pekerjaan tukang cukur rambut  dan sebagainya.

Matinya ikan hias sejumlah pengusaha di Jabodetabek hingga  tidak berfungsinya layanan fintech akibat tidak berfungsinya internet serta ribuan bentuk kerugian lain tidak dapat disebutkan satu per satu pada tulisan ini adalah kondisi realistis betapa banyak bentuk kerugian di segala bidang akibat terganggunya pasokan energi listrik.

Meski berlangsung dua hari telah memancing anggota DPR mengeritik Menteri BUMN. Masalahnya tidak sampai di situ, blackout PLN Jabodetabek juga memantik marah seorang Presiden hingga berkunjung ke kantor pusat PLN untuk bertanya ada apakah gerangan?

Setelah mendengar penjelasan "panjang x luas x lebar" Plt. Dirut PLN, Sripeni Inten Cahyani tidak ada tanda raut kepuasan Presiden Jokowi selain mengingatkannya bahwa dirinya (Jokowi) perlu penjelasan singkat, padat dan blak-blakan "agar masalahnya dapat diselesaikan," ungkap Presiden sebagaimana disebutkan kompas.com.

Apa yang dirasakan sebagian masyarakat, pengusaha dan sentra ekonomi di Jabodetabek adalah pengalaman yang dirasakan masyarakat lain di banyak daerah. Persoalan blackout dan buruknya pelayanan PLN sesuka hati mematikan lampu berjam-jam bahkan bergiliran selama beberapa hari sudah sangat sering dirasakan oleh masyarakat. 

Sebut saja beberapa kasus. Warga Sumenep pada 15 April 2019 merasakan lima hari listrik mati tanpa pemberitahuan pihak berkompeten, tulis matain.id

Sebelum penulis pindah dari Kalbar pada tahun 2012 lalu sering merasakan peristiwa mati lampu di Kalbar termasuk saat berkunjung ke Sanggau. Tetapi 6 tahun kemudian (2018) warga Sanggau ternyata masih mengeluh mati listrik melulu di Kalimantan Barat. Seperti dalam info tribunnews.com 

Persoalan matinya lampu akibat terhentinya suplai energi listrik dengan berbagai sebab telah sangat sering terjadi. Beberapa sebab paling sering terjadi matinya lampu di berbagai daerah adalah:

  • Pemasangan instalasi gardu
  • Adanya pohon tumbang dan aliran disambar petir
  • Tower tumbang akibat digergaji pihak tidak bertanggung jawab
  • Suplai energi tidak cukup
  • Perawatan (maintenant) mesin listrik, dan lain-lain

Meski PLN juga mengaku rugi akibat padamnya listrik  akibat beberapa hal disebut di atas tetapi kerugian diderita konsumen adalah bentuk tanggung jawab PLN atas pelayanan monopolistisnya pada masyarakat.

Semua faktor penyebab terganggu atau terhentinya aliran listrik disebut di atas terpaksa harus dimaklumi oleh konsumen meski beberapa diantara konsumen tak luput mengungkapkan kekesalannya dengan kata-kata tak sedap terdengar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline