Lihat ke Halaman Asli

Abanggeutanyo

TERVERIFIKASI

“Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Kenali "Gen Unik" Ini, 5 Cara Meredam Marah

Diperbarui: 26 Mei 2019   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengatasi marah. Sumber Gambar : hidayatullah.com

Tak perlu penulis menjelaskan lagi apa definisi marah dan dari mana asal muasal kata itu berasal pasti rekan pembaca budiman sudah tahu persis bahkan apa proses dan reaksi yang terjadi pada tubuh manusia terjadinya marah dan dampak terjadi marah itu sendiri pasti rekan pembaca juga sudah tahu tentuya.

Nah tulisan ini mengajak kita melihat dari sisi lain yaitu sebuah pertanyaan, "Marah Makhluk Apaan, tuh..!". Dari sana mungkin nantinya dapat membantu kita bagaimana seharusnya mengelola marah terutama pada saat bulan suci Ramadhan ini, tampaknya terlalu banyak orang sedikit-sedikit marah untuk hal-hal yang pada hari biasanya "datar-datar" saja. Aneh bukan?. Yuk kita kesana saja!

Setiap kita apakah pernah marah. Jika Anda pernah marah berarti manusia memang punya sifat marah cuma bedanya ada yang dapat mengendalikan ada juga yang gagal kendali malah patah arang dan menafikan penyesalan di kemudian hari.

Setiap orang pun berbeda kemampuan dalam mengelola marah. Contoh kasus berikut.

Seseorang dalam kategori sama-sama pensiunan Polisi dan (sebut saja) sama-sama cuma menikmati gaji pensiun dan dalam kondisi sehat wal afiat keduanya. Suatu ketika Polisi A sedang mengemudi di jalan raya tau-tau ditabrak oleh becak motor dari belakang. 

Mobil peyot di belakang. Dan ketika ditanya ke penarik beca, katanya "SIM belum bisa ditebus gak punya uang. KTP baru dicopet semalam. Uang tinggal 15 rebu sisa ngisi bensin barusan. STNK udah 3 tahun gak bisa bayar. Isteri sedang hamil besar persiapan bersalin makanya modar nyari uang sana-sini gak kelihatan mobil di depan dikira gabus.."

Suasana kejadian tengah hari dan kebetulan pensiunan polisi itu sama-sama tidak sahur tadi pagi karena kejar tayang nulis THR Ramadhan, misalnya.

Apa sikap pensiunan polisi yang satu?

Sebut saja namanya, Pak Kumis. Bayangkan, sambil menunjuk ke arah batang hidung penarik becak.. "Apppaa..? Enak saja kau, sudah tidak ada uang bawa  ugal-ugalan lagi, ngebut kayak pebalap. Udah gini nyembah-nyembah minta maaf tidak ada uang. Tidak bisa..kau harus ganti rugi atau ....., mau ini?"

Maaf pak saya benar-benar gak punya uang pak..

Singkat cerita, akhirnya yang terdengar suara gedabhak gedebhuk.. prak...entah siapa yang terjadi tak usah diceritakan lagi, pasti pembaca sudah tau arahnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline