Lambat tapi pasti akhirnya Rusia dan Turki saling berhadapan mengawal punggawa masing-masing di front Idlib.
Seiring dengan keberhasilan yang dicapai pasukan Suriah (SAA) dan seluruh aliansinya di berbagai front selatan dalam tiga bulan terakhir kini sebagian kekuatan besar SAA sedang dipersiapkan di sekitar kawasan Idlib untuk merebut Provinsi Idlib.
Meskipun tentara Suriah sedang berada dalam performa semangat dan kekompakan sangat baik namun rencana Pasukan Suriah dan seluruh aliansinya (Iran dan Rusia dan milisinya) diperkirakan tidak akan mudah karena kepentingan Turki menghadang dengan terang benderang di Idlib.
Di sisi lain Rusia juga memiliki kepentingan yang tidak kalah hebat untuk tujuan geopolitiknya di kawasan timur tengah.
Bedanya, Rusia memperjuangkan persatuan dan kesatuan Republik Arab Suriah sebaliknya Turki mendukung pemberontakan melalui berbagai cara dan dalih guna memenuhi kepentingan geopolitik dan geoekonominya di kawasan timur tengah.
Akibatnya tak terelakkan, Turki yang sejak lama telah punya rencana dan tujuan tersendiri terhadap kelangsungan pemerintahan tetangganya memilih "menghadapi" kepentingan Rusia dan Iran.
Beberapa persiapan Turki jauh-jauh hari sebelum menghadapi ofensif Idlib antara lain adalah:
- Ikut serta dalam perundingan Astana dan Sochi guna mewujudkan tujuan geopolitiknya secara diplomatis
- Masuk lebih ke dalam wilayah Suriah dengan cara mewujudkan kawasan penurunan ketegangan permusuhan dan gencatan senjata (Deescalation zone) di sekitar Idlib dan Hama sejak Pebruari lalu.
- Mendirikan pos pemantau de-escalation zone dari perbatasan Turki hingga 72 km ke dalam Suriah. Hingga kini Turki telah mendirikan 12 pos pemantau dengan melibatkan ribuan tentara.
- Bersama Qatar dan Arab Saudi pemerintah dan militer Turki mendanai, melatih dan memfasilitasi hampir 100 kelompok pemberontak Suriah dukungan Turki (The Turkish-backed Free Syrian Army (TFSA). (Menuru informasi washingtonpost edisi 12 Juni 2015 , Turki bersama Qatar dan Arab Saudi merupakan donatur utama pendukung FSA)
- Dari ratusan sayap milisi Free Syrian Army (FSA) telah ada sejak 2011, Turki menggabungkannya ke dalam 4 Legion utama dalam komando Syrian National Army (SNA). Menurut Mayor Yasser Rahim salah satu petinggi SNA dari Fayla al-Sham, saat ini tak kurang 25 ribu petempur SNA hingga saat ini (reuters). Sumber berita lain, The National Army (NA) berkekuatan 100 ribu orang siap menghadapi SAA dalam front Idlib.
- Di beberapa kota kawasan Idlib telah berlangsung demontrasi oleh warga setempat memberi dukungan terhadap Turki dengan selogan "Turki adalah teman Revolusi Kita.."
- Turki secara intensif mengirim pasukan dan peralatan ke kawasan 12 pos pemanatauannya di Idlib bahkan ke kawasan Hama jauh ke dalam ke arah kota Hama. Meskipun serangan udara Rusia dan Suriah terhadap posisi FSA di beberapa kawasan Idlib sedang berlangsung, sejumlah konvoi logistik Turki tidak terpengaruh. Pasukan Turki tetap masuk ke lokasi pos cek poin yang telah disepakati membawa perbekalannya.
Ribuan petempur FSA yang kalah di front selatan (Daraa) telah dipindahkan ke kawasan Idlib siap siaga membuat perhitungan balas dendam kesumat terhadap SAA.
Ratusan petempur yang terluka dan sedang sakit diberi perawatan oleh Turki dan dikirim ke dalam kawasan Turki dekat perbatasan Suriah.
Persiapan aliansi Rusia
Rusia telah menyiapkan jalur evakuasi aman (Humanitarian corridors for civilians) dekat pangakalan udara Abu Duhur sejak awal Agustus lalu. Dan beberapa jam lalu(saat tulisan ini dibuat) Rusia telah menyiapkan satu koridor baru di dekat Morek.
- Pada 10 Agustus 2018 lalu, Helikopter Suriah menjatuhkan sebaran leaflet ke sebagian kawasan Khans Sayqun mengingatkan agar warga sipil menghindar, menjauh atau masuk ke kawasan aman telah ditunjuk.
- Pasukan Tiger Force salah satu unit elit dan terkuat dalam SAA telah tiba di beberapa kawasan provinsi Idlib dan Aleppo terutama di jalur pertahanan bagian timur hingga selatan Suriah perbatasan kawasan dikuasi SAA dan FSA.
- Sekitar 1300 petempur Kurdi di kota Alepo menyatakan siap sedia ikut serta membantu SAA dalam ofensif Idlib
- Beberapa ruas utama dari dan ke kawasan dikuasi FSA telah ditutup untuk sementara waktu. Diantaranya adalah jalan M54 di Suqaylabiyah (Hama) ke kawasan dekat pos pemantau Turki di desa al-Arimah dan jalan dari pagkalan Abu Duhur ke Saraqib yang dikuasi FSA.
- Beberapa sumber menyebutkan China akan ikut ambil bagian secara terbuka dengan menerjunkan pasukan khususnya ke kancah Idlib setelah sekikan lama bertahan pada posisi "no intervention" sejak 2012. Bagi Tiongkok, kegagalan Suriah menghadapi partai hidup matinya bisa membahayakan posisi mereka dimana China telah membantu secara diplomatis di berbagai diplomatik. Di sisi lain, Tiongkok melihat perang akan berakhir dan itu adalah sebuah peluang investasi di Suriah jika konflik berakhir.
- Menurut sumber lain, saat ini 40 ribu kekuatan SAA dan aliansinya akan menghadapi 100 ribuan FSA dukungan Turki dalam "partai hidup mati" perjuangan pemberontakan atau opisisi Suriah terhadap pemerintahan Bashar al-Assad dukungan Iran dan Rusia