Lihat ke Halaman Asli

Abanggeutanyo

TERVERIFIKASI

“Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Bulan Madu Rusia-Suriah di Palmyra Berakhir Tragis Diterjang ISIS

Diperbarui: 13 Desember 2016   01:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar : yahoo.com/news/syrian-regime-holds-patriotic-concert-retaken-palmyra-233428165 dan dok abanggeutanyo

Hampir sembilan bulan lalu tepatnya 27 Maret 2016, pasukan Suriah  dibantu sejumlah pasukan khusus Rusia serta dukungan udara jet tempur Rusia dan Suriah melumpuhkan kejaayan ISIS di kota bersejerah dan dilindungi UNECSCO (PBB) yakni Palmyra atau Tadmor. Upaya SAA merebut kota itu tak luput dari pengorbanan salah satu pasukan darat Rusia yang meminta pada komandannya melaksanakan pengeboman pada posisi ia berada daripada ditangkap ISIS.

Adalah  Alexander Prokhorenko serdadu Rusia berpangkat Letnan Satu menjadi martir  pada 17 Maret 2016 (usia 25) meski mendapat sindiran media barat sebagai Rambo Rusia akibat pilihan gagah berani tersebut. Entah benar atau tidak peristiwa Prokhorenko seperti itu, hanya ia yang lebih tahu. Dari raut jasadnya ketika dipulangkan ke kampung halamannya dan dikebumikan di desa Gorodki pada 6 Mai 2016 sang pahlawan hanya bisa membawa tersenyum, membawa kisah debutnya di Palmyra teramat sadis dan bengis.

Pengorbanan Prokhorenko saat itu tidak sia-sia. Sepuluh hari setelah beristirahat dengan tenang selamanya, kota Palmyra itu berhasil direbut dari ISIS. Sebelumnya kota itu direbut ISIS dari tentara pemerintah Suriah (SAA) dan menjarahnya bahkan merusak artefak penting dunia peninggalan sejarah "tempo doeloe," sejak dikuasai ISIS pada 13 Mai 2015.

Keberhasilan mengusir ISIS jauh ke arah timur Palmyra saat itu adalah sebuah sukses besar. Rusia dan Suriah boleh jumawa. Rusia mendapat pujian internasional atas usaha dan kerja kerasnya melindungi situs milik dunia dari kepunahan dan kehancuran akibat pengrusakan sistematis ISIS. Begitu bangganya Rusia hingga membuat kesan bahwa kota itu benar-benar sudah aman dan tenteram bagaikan kota-kota lain dunia yang memiliki cagar budaya PBB.

Rusia mendatangkan grup konser terkenal Mariin Sky Orchestra dari St Petersburg pada 6 Mai 2016. Pagelaran menawan sore hingga semalam suntuk di pelataran Palmyra Roman Theather ditengah padang pasir Tadmor itu dihadiri pada umumnya warga sipil kota, pasukan Suriah dan Rusia selain itu beberapa pejabat dari Damascus dan Moscow. Peristiwa itu seakan memupus gambaran keangkeran dan ganasnya ISIS di Palmyra sebelumnya. Presiden Putin berkenan memberi kata sambutan jarak jauh dari Moscow.

Namun apa terjadi kini? Hampir 9 bulan kemudian, tepatnya beberapa jam lalu saat tulisan ini disiapkan, ISIS telah menguasai kembali kota Palmyra dan seluruh isina termasuk bandava dan seluruh kota. ISIS maju merangsek maju ke dalam jantung pertahan terluar SAA di pos terdepan Biyarat Muhammad Burman dan pos Khirbat Ibrahim al-Mur'il sejauh 44 km. Padahal akhir Nopember lalu SAA merencanakan ofensif ke al-Sukhinah yang berjarak 53 km dari pos terdepan SAA di Palmŷra paling timur dengan pertimbangan lebih fokus pada ofensif di kota Aleppo.

Namun apa daya meski kota Aleppo telah dikuasai SAA 99% dan kemenanga SAA mutlak diraih SAA di "ibukota FSA" tapi hampir bersamaan SAA harus kehilangan kota Palmyra untuk ISIS tempat Rusia dan Suriah "berbulan madu" merayakan jumawa atas Palmyra sembilan bulan lalu. Padahl tanda-tanda Palmyra akan jatuh ke tangan ISIS telah kelihatan sejak 5 Desember lalu ketika sejumlah penusup ISIS mulai menyerang pos terdepan SAA di timur Palmyra. Namun entah mengapa, untuk kedua kalinya dukungan udara dan artileri SAA - Rusia terlambat memberi pertolongan seperti terjadi di Palmyra saat jatuh ke ISIS sebelumnya.

Keterlambatan SAA dan angkatan udara Rusia juga pernah terjadi ketika FSA bevhasil menjebol pertahan SAA di Ramouseh pada Agustus 2016 lalu sehingga kepungan SAA atas kota Aleppo berhasil dipatahkan FSA sebelum tevkunci kembali sejak  awal Nopember lalu dan membuat kota Aleppo jatuh total ke tangan SAA saat ini. 

Dari beberapa gambar propaganda ISIS terlihat banyak merebut peratan tempur SAA. ISIS mendapat "pasokan" senjata berlimpah ditinggalkan SAA, antara lain : 30 tanks. 6 BMP . 6 unit 122mm gun. 7 unit 23mm mounted guns. ATGMsLoads of Grad rockets, aneka jenis dan ukuran peluru, kendaraan lapis baja dan APC dan lain-lain. Kondisi ini mengingatkan bagaimana ISIS memperoleh keuntungan sama dari SAA ketika kota itu jatuh ke ISIS pada Mei 2015 lalu. 

Akibat kekalahan itu, media barat kini seperti mengolok-olok Rusia, antara lain :

  • SAA mempersenjatai ISIS, bukan Arab Saudi, Turki dan Qatar
  • Terlalu asik mengebom Aleppio Rusia lupa pada Palmyra
  • Di media Twitter, beredar meme kekalahan SAA di mana-mana, salah satu plesetan menyindir pedas SAA dan Rusia adalah  Palmyra gave #ISIS plenty of tanks.

Sumber: syria.liveuamap.com 2016/12-december-reports-that-isis-has-captured-qasr-heir-gharbisyriatel

Melihat keberhasilan di atas berhentikah ISIS maju lebih ke dalam jantung SAA? Ternyata tidak. Saat tulisan ini disiapkan ISIS telah mengepung lebih jauh ke pangkalan udara militer T-4 (Tiyas) dan menduduki 3 pos terdepan. Jika pangkalan udara ini dapat direbut ISIS kemungkinan ofensif ke kota besar Homs atau Hama semakin terbuka lebar dan jika ini terjadi alamat jadi celaka besar untuk SAA.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline