Lihat ke Halaman Asli

Abanggeutanyo

TERVERIFIKASI

“Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Kepala Intelijen Saudi Arabia Tewas, Suriah Makin Membara?

Diperbarui: 5 Maret 2020   14:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pangeran Bandar dan George Bush dalam sebuah pertemuan tahun 2002 saat Bush masih manjabat wapres AS. Sumber en.wikipedia.org

Dari berbagai situs dunia, informasi tidak resmi yang datang  BUKAN dari pemerintahan kerajaan Arab Saudi (KSA) menyebutkan bahwa pangeran Bandar (63) yang dituduh oleh Suriah sebagai otak dibalik serangan 18 Juli di Damaskus telah terbunuh oleh jaringan Suriah di pusat markas Intelijennya sendiri di Riyadh pada 26 Juli 2012 atau berselang seminggu setelah peristiwa "Damascus Volcano."

 Siapakah Pangeran Bandar?

Pangeran Bandar bin Sultan adalah anak kandung salah satu menteri pertahanan sejati KSA yaitu Sultan bin Abdul Aziz  yang menjadi Menteri Pertahanan KSA  hampir lima dekade, dari 1963 - 2011 sampai kematiannya pada usia 80 tahun di sebuah rumah sakit terkenal di New York, AS.

Sultan bin Abdul Azis adalah salah satu menteri yang paling dipercaya dan loyal terhadap kepemimpinan raja Fahd. Posisi dan kepercayaan ini tidaklah heran mengingat sebenarnya Sultan bin Abdul Azis adalah saudara tiri Raja KSA sekarang, Raja Abdullah. Karena itu juga tak heran, Sultan bin Abdul Azin mendapat gelar pangeran.

 Entah ada kaitannya dengan hal itu apa tidak, ternyata posisi loyal Pangeran Sultan juga berimbas ke Bandar, anaknya. Karena turunan dari ayahnya, ia juga mendapat gelar pangeran sehingga disebut dengan pangeran Bandar bin Abdul Aziz al Saud.

Perjalanan karier pangeran Bandar memang merambat sangat cepat. Ia akrab dengan dunia Barat terutama dengan AS tak lepas dari kehangatan hubungan kerjasama petinggi dan pejabat AS dengan ayahnya Menteri Pertahanan (abadi) KSA dari era raja Faisal hingga raja Abdullah.

Awal melejitnya Bandar terutama pada masa pemerintahan almarhum raja Fahd, ketika ia dipercayakan untuk melobi AS  terhadap persetujuan pembelian sejumlah pesawat tempur canggih AS (F-15) pada tahun 1978. Kala itu, Jimmy Carter menaruh perhatian besar terhadap peranan pangeran ini dalam percaturan politik AS dan kariernya hingga menyetujui minat KSA membeli pesawat tempur tersebut.

Setelah sukses menjadi pelobi AS, berikutnya pada tahun 1982 raja Fahd memberi kepercayaan padanya sebagai atase militer di Kedutaan Besar KSA untuk AS.

Baru setahun jadi atase militer, setahun kemudian ia dinobatkan sebagai dutabesar luar biasa dan penuh KSA  untuk AS pada 1983 - 2005. Pada jabatan hampir abadi ini, ia menjadi dutabesar untuk AS hampir 5 dekade lamanya. Dengan demikian, pangeran Bandar telah berinteraksi dengan 5 presiden AS dari Jimmy Carter ke Ronald Reagen hingga Barack Obama sebelum akhirnya ia ditunjuk sebagai Sekjen Dewan Keamanan Nasional pada 16 Oktober 2005 oleh raja Fahd hingga 2009.

Kiprah pangeran Bandar selanjutnya adalah dalam kaitan pelatihan dan pembentukan jaringan Al-Qaeda di beberapa tempat di Timur Tengah. Selain itu, peranan pangeran Bandar terhadap kepentingan program Globalisasi AS baik dalam kawasan regional di timur tengah maupun dunia bukanlah rahasia umum lagi.

Sejak itu, berbagai rumor tentang pangeran bandar datang silih berganti. Kedekatannya dengan George W Bush terjadi sejak Bush menjabat wapres AS. Begitu dekatnya mereka sehingga George HW Bush (Bush Senior) saat menjabat sebagai presiden AS menyebut pangeran ini sebagai anak angkatnya. Tak heran, pangeran Bandar mendapat sebutan akrab yang baru "Bandar Bush."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline