AS secara nyata membantu Irak atas ancaman Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) sejak Agustus 2014 melalui aneka bantuan politik, finansial dan militer.
Secara politik AS telah menggalang persatuan dunia khususnya Arab dan sekutunya untuk saling berbagi dalam menyelematkan Irak dari ancaman NIIS (ISIL atau ISIL) dengan tebitnya resolusi 1973 PBB.
Secara finansial AS telah berjanji membantu Irak dengan kucuran dana sebesar 25 miliar dollar AS. Kucuran dana tersebut belum termasuk sebesar US$1,5 miliar untuk Yordania, Lebanon dan Turki dalam kaitan kampanye memobilisasi kekuatan menyerang NIIS.
Secara militer, AS dan sekutu baratnya tidak saja mengirimkan persenjataan dan teknisi tempurnya ke Irak melainkan telah secara nyata melakukan aksi serangan udara melumpuhkan satu demi satu pertahanan dan garnisun NIIS. Sampai hari ini AS telah melakukan hampir 200 sortir serangan udara ke kantong-katong NIIS di Irak bagian utara.
Di lain sisi AS kelihatannya tidak berminat bekerjasama dengan pemerintah Suriah menekan ancaman global masa kini tersebut. Padahal Suriah dan Irak sama-sama telah merasakan secara langsung betapa beringasnya NIIS memporak porandakan kedua negeri itu dan mengoyak Hak Azasi Manusia hingga mencabut hak hidup kedua bangsa tersebut melalui aneka vandalisme dan brutalisme yang tak terbayangkan pada zaman abad modern ini.
AS hanya berminat mempersenjatai dan memberikan sokongan politik dan finasial kubu oposisi moderat di Suriah (FSA) untuk melawan NIIS sekaligus melawan pemerintah Suriah.
Meski tidak berminat bekerjsama dengan otoritas Suriah,, AS ternyata telah melaksanakan gempuran (serangan rahasia) terhadap NIIS di wilayah utara Suriah pada Selasa (16/9) lalu ke dalam teritorial Suriah khususnya di provinsi Raqqa dan kota Dier Ezzor (harian Kompas 20/9 melaporkan pada halaman 8).
AS memberi pernyataan bahwa tidak memerlukan otorisasi pemerintah Suriah dalam kampanye tersebut. Bahkan AS mengingatkan bahwa jika arsenal pertahanan udara Suriah mengancama atau menganggu misi AS tersebut maka AS akan menghancurkan sistem pertahanan udara Suriah di mana saja dan kapan saja.
Sebelum serangan tersebut, Menteri Pertahanan AS, Chuk Hagel memberi penjelasan, meski NIIS (ISIL/ISIS) merupakan musuh bersama (termasuk musuh pemerintah Suriah) tapi AS tidak berada pada posisi siapa kawan yang menjadi musuh kawan saat ini. Artinya AS tidak memandang Suriah sebagai kawan meski sama-sama berkepentingan melawan NIIS.
Menjelang pertemuan Liga Arab minggu lalu, Menlu AS melakukan penggalangan kesatuan misi dan visi melawan ancaman global NIIS, Menlu AS John Kerry secara khusus mengunjungi KetuaLiga Arab, Nabil al-Arabi di Kairo pada 7 September lalu.
Hasil liga pertemuan Liga Arab, Senin (7/9) yang tidak mengundang Iran tesebut, Menlu Liga Arab sepakat memerangi NIIS dan mendukung Resolusi PBB sebagai instumen aliansi internasional memerangi NIIS dan menghentikan pendanaan, militer dan politik terhadap organisasi radikal di Irak. (Tidak menyebutkan Suriah -red).