Lihat ke Halaman Asli

Sakit Jiwa LGBT Bisa Sembuh, Sam Brodie: Tak Ada Kata Terlambat

Diperbarui: 1 Maret 2016   12:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

LGBT memang bentuk perilaku manusia yang sakit jiwa dan bisa disembuhkan. Lucunya, banyak dari pengidap LGBT yang senang memelihara sakit jiwanya secara berkepanjangan sehingga merambah ke berbagai Negara dan ingin eksis dan ingin diakui sebagai jenis ketiga kelamin manusia bumi. Sangat dungu dan dangkalnya mereka para pengidap LGBT ini. Sudah ditetapkan oleh dunia kedokteran jiwa bahwa LGBT adalah sebuah bentuk dari “sakit jiwa” dan bisa disembuhkan jika bertekad kuat mau sembuh. Dinyatakan oleh Dr.dr.Firdiansjah SPKJ.MPH pada 5 Februari 2016 melalui PDSKJI (Perhimpunan Dokter Specialis Kedokteran Jiwa Indonesia) mengeluarkan hasil telaahan ilmiah yang menunjukkan bahwa LGBT masuk kedalam kategori orang bermasalah “Sakit Jiwa” dan merujuk pada UU No.18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa.

Ada analisa lainnya yang masuk akal adalah sering seorang Pria yang lemah Iman di rasuk serta di tempati Jin wanita yang menyukai Pria (Homo) dan seorang Wanita ditempati Jin Pria penyuka wanita (Lesbi). Untuk mengobatinya diperlukan terapi Rukyah (menghalau Jin dari dalam tubuh). Setelah itu barulah ada penanganan terapi psikologi dan tentu harus ada tekad kuat untuk mau berubah dari yang mengidap LGBT serta adanya pendekatan Agama yang intensif.

Kelompok perilaku meyimpang LGBT terlanjur telah diterima secara normatif menurut persyaratan kesehatan mental dari lembaga dunia WHO. Mereka para LGBT sekarang bergerilya secara efektif atas dukungan dan penilaian yang salah dalam payung hukum HAM dan Institusi Internasional. Untuk mengembang tumbuhkan membesarnya kelompok LGBT, mereka hanya bisa dilakukan lewat penularan, mengingat mereka tak mungkin tumbuh lewat keturunan. Mereka sadar, tanpa gerakan penularan LGBT, mereka akan punah !!! Untuk memenuhi hal ini, maka organisasi LGBT ini harus mampu menularkan perilaku penyimpangannya secara eksponensial kepada lingkungannya. Inilah yang kita sebut bahwa kelompok LGBT ini merupakan Organisasi GERAKAN yang secara terstruktur, sistematis, dan massif (TSM) sedang menularkan sebuah penyakit LGBT !!! kepada lingkungan masyarakatnya.

Rumus fobia agama serta anti agama yang mengarah ATHEISME dibentuk secara sistematis dan berlaku diseluruh dunia, dimulai dari pemeluk LGBT sendiri, untuk kemudian, orang-orang dalam posisi gamang transisi LGBT, mulai mengangguk, benar juga. Orang-orang LGBT jadi malas mendengarkan nasehat agama, buat apa Agama ? Urus sajalah urusan masing-masing dan Agama jangan dibawa bawa. Inilah argumentasi LGBT didalam setiap pernyataan dan pendapat mereka dan ini jelas sebagai bagian erat dari pengembangan paham ideologi sekte baru dalam Atheisme. Oleh karena itu, kita semua berharap kepada Pemerintah agar organisasi LGBT dengan nama apapun dilarang bergerak di Indonesia.  

Adalah Sam Brodie pada usia 12 tahun, dengan nama lengkap Samuel David Alexander Brodie, atau Sam Brodie, memutuskan jadi wanita. Samantha, itulah nama yang dipilihnya ketika itu. Sam Bordie adalah merupakan contoh ekstrim sosok pengidap LGBT yang bisa sembuh atas tekad dan kemauan kuatnya untuk sembuh.

Keluarga pada saat itu menentang keras, pasti. Brodie marah, berontak dan bertengkar dengan ibunya. Keluar dari rumah. Hidup terlunta lunta di jalanan kota London, Inggris. Setelah itu, hidupnya berturut makin kacau. Masuk panti sosial, dituduh menipu, minum alkohol, narkoba, hingga "ada main" dengan salah satu pemain Arsenal.

Sosoknya yang kemayu, lahir 14 Maret 1987, mulai dikenal publik internasional saat masuk reality show, Big Brothers, kira-kira 10 tahun yang lalu. Saat itu tak ada orang yang menyangka Brodie sesungguhnya laki-laki. Begitu identitas aslinya terendus, Profil Brodie langsung melesat tajam, langsung dicari-cari banyak media. Tak heran, Brodie sempat merasakan gelimang kesenangan dan limpahan materi dari dunia entertainment hingga sekarang. Disebut-sebut, selama berkarir di Hollywood, pria berdarah Ambon dan Skotlandia ini mendapatkan bayaran hingga US$.4,6 juta atau sekitar Rp 62.3 miliar.

Meski tenar dan memiliki uang banyak, Brodie merasa hidupnya hampa tak terkirakan. Seperti ada sesuatu yang hilang sirna didalam dirinya. Kegelisahan ini menuntunnya dalam pencarian jati diri lagi. Saat itulah, ia berkenalan dengan Al-Qur’an, sekitar tahun 2009. Saat membaca isinya yang berupa Firman Allah itu, Brodie tertegun karena merasa ditegur oleh Al Qur’an. "Saya buka terus Al Qur'an, ada bisikan sesuatu yang mengatakan bahwa hidup saya selama ini penuh dengan balutan dosa."

Tertarik mencari soal Islam lebih dalam, Brodie pun mencari seorang 'alim untuk menuntunnya. Selama proses belajar inilah, ia perlahantapi pasti,  berusaha ikhlas menerima cobaan hidupnya. Belajar serta bertekad menerima dirinya lagi sebagai laki-laki yang sesungguhnya bukan laki laki kemayu yang keperempuanan.

Setahap demi setahap, Brodie mulai membiasakan konsistensi dirinya sebagai pria. Dia meninggalkan perilaku seperti wanita. Bersyukur, dalam proses ini, seorang kawan Brodie tak henti-hentinya memberinya dukungan psikologis. Namanya Indry. Wanita ini percaya bahwa Brodie bisa berubah. Membuat Brodie yakin bahwa dirinya tidak sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline