Badai Pro dan Kontra peresmian Kereta Cepat pada awalnya sangat banyak dan semakin lama semakin parah, karena sangat nyata terlihat, Pemerintah memaksakan proyek ini. Apalagi tentang undangan yang berbahasa dan beraksara China disamping undangan yang berbahasa Inggris yang memperlihatkan bahwa Indonesia seperti sedang dijajah oleh China. Coba saja lihat ketika Presiden Jokowi berpidato dalam acara tersebut, dilatar belakang Jokowi penuh dengan aksara China dan bukan tulisan dalam bahasa Inggris atau dalam bahasa INDONESIA. Kita yang menyaksikannya merasa sedih dan jengkel, layaknya acara peresmian itu berada di sebuah kota China, padahal acara itu berada di Cikalong Wetan Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat. Sudah sedemikian tak berdayakah kita sekarang ini ? Hanya dengan picu bantuan dana yang sedikit dari China kita mau saja dikondisikan seperti TERJAJAH oleh China. Kemana HARGA DIRI BANGSA INDONESIA ?
Kemudian Pro dan Kontra berlanjut parah sampai sekarang, dan yang diungkap adalah terlalu mahalnya KCIC (Kereta Cepat Indonesia China) yang hanya berjarak 142,3 Km antara Bandung-Jakarta, menelan biaya sebesar US$ 5,5 Milyar (Rp. 74,25 T). Artinya per satu Km-nya menelan biaya sebesar US$ 38,66 Juta (Rp.521,8 M/Km). Menyambung tulisan Kompasianer Rambang Basari yang sangat menarik dan argumentatif, saya mendukung buah pikirannya yang tertuang dalam tulisan berjudul “Melihat Fakta Kereta Cepat Indonesia Cina Kurang Tepat”.
Apalagi kalau kita mebandingkannya dengan pembangunan Kereta Cepat di Iran yang jaraknya lebih panjang serta kontur bidang tanah antara China dan Iran merupakan hamparan berbagai gunung bebatuan yang akan tidak mudah dalam perintisan pembangunannya. Mau tau berapa total dana yang dianggarkan dalam pembangunan Kereta Cepat yang menghubungkan antara China dan Iran ? Hanya US$ 2,73 Milyar (Rp. 36,86 T) dengan jarak 400 Km (Rp.92 M/Km). Bandingkan dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung menelan biaya sebesar US$ 5,5 Milyar yang berjarak hanya 142,3 Km suatu harga yang sangat mahal.
Diduga kuat dibalik pemaksaan KCIC Bandung-Jakarta adalah permainan konspirasi para pengusaha Properti besar yang akhirnya akan sangat diuntungkan. Karena kawasan Bandung dan Kabupaten Bandung akan menjadi sasaran berbagai proyek kawasan hunian dan kota baru yang memindahkan sebagian warga kaya Jakarta. Banyak masyarakat Indonesia yang menduga, pemaksaan KCIC ini adalah sebuah realisasi bagi bagi untung dari beberapa perusahaan swasta besar yang dulu sangat loyal dalam mendukung pencapresan Jkw-Jk.
Ancaman kualitas buruk dan trauma dari Bus Transjakarta buatan China yang sering terbakar dan sangat bermasalah, mengancam kepada kualitas Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Sangat banyak masyarakat mempertanyakan dan sangat meragukan akan kualitas kereta cepat buatan China ini. Memang pada awal operasionalnya kereta cepat ini mungkin tidak akan ada masalah, akan tetapi pada periode tertentu kurang setahun, dipastikan akan ada berbagai permasalaan besar seperti yang terjadi dengan bus TransJakarta buatan China itu.
Kereta Cepat Bandung-Jakarta tidak akan bermanfaat besar kepada rakyat banyak, mengingat biaya perorang penumpang yang sangat mahal. Memang katanya bisa dicapai waktu sampai ditujuan selama ±30 menit, lalu permasalahan dua kota Bandung dan Jakarta apakah sudah tersolusi kemacetannya ? Bisa saja dua titik Bandung Jakarta ditempuh 30 menit, akan tetapi penumpang akan sampai menuju tempat tujuannya didalam kedua kota tersebut bisa 2 jam lebih, karena akan berhadapan dengan kesemerawutan lalulintas pada kedua kota Bandung Jakarta.
Sebaiknya disolusi dahulu tentang perlalulintasan kota sehingga bisa bebas macet. Kalau diperhatikan, Jakarta saja masih semerawut Public Transportation-nya, apalagi Bandung. Kita sebagai warga yang berada di NKRI berharap agar Rencana Pemerintah yang memaksakan proyek ini direaliasaikan agar diBATALKAN SAJA. Kita tidak ingin proyek ini hanya menjadi Mercu Suar dan pencitraan sesaat saja yang tidak akan menguntungkan, sedangkan perioritas pembangunan infrastruktur lainnya yang strategis terabaikan dan diabaikan. (Abah Pitung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H