Lihat ke Halaman Asli

Kebodohan Atheisme Berlogika

Diperbarui: 16 November 2015   16:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dia seorang yang beragama Kristen dan kita tidak tahu dari sekte Kristen mana dia, tapi yang jelas dia berasal usul dari orang tua dan keluarga atau komunitas penganut Trinitas (Kristenisme). Awal kegalauannya si penganut Krsiten ini, dari membandingkan Logika vs Tuhan”. Yah.... tidak akan nyambunglah, karena Logika manusia yang sedang dia agungkan, masih dalam jangkauan level berlogika 3 dimensi, sedangkan Tuhan (bagi Islam Allah SWT) adalah jauh diatas logika 3 dimensi. Jadi kalau mau berlogika, samakan dahulu dimensi berpikirnya baru bisa nyambung. Umumnya Atheisme didunia ini muncul, diawali dari paham ideologi Kristenisme, Budhaisme, Hinduisme, Zionisme, Komunisme setengah matang (Marxisme).

Rupanya, sedang terjadi sebuah pergumulan serta pergulatan iman dalam dirinya, karena logika dirinya baru sampai dalam tahap berlogika 3 dimensi, makanya dia mengatakan bahwa Tuhan tidak pernah ada. "TUHAN ada dimana ? Siapa yang sudah pernah berjumpa dengan TUHAN ? Atau siapa yang sudah pernah ke Surga ? Siapa yang pernah ke Neraka ?" Pertanyaan ini memang sulit saya (si galauer) jawab dan menjelaskan dengan menggunakan logika berpikir saya. Kemudian lebih lanjut dosen saya mengatakan kita semua sedang ternina bobokkan oleh agama. Thesis dasar Karl Marx yang menyatakan agama itu candu semakin memberikan saya jawaban memang bahwa TUHAN ALLAH itu tidak perna ada. Refleksi pribadi saya yang panjang kemudian memberikan pertayaan kepada kalian semua. Kenapa banyak masyarakat Indonesia membela agamanya dan bahkan mau mengorbankan nyawanya demi agamanya? Terlampau religius mengatakan agamanya yang paling benar ?

Kamu menuliskan dengan judul seperti itu dan mengisi konten tulisan di Kompasiana, artinya kamu sedang berupaya mempengaruhi orang lain. Kamu berpikir dan berlogika seperti apa yang kamu pikirkan sendiri dan level berlogika kamu hanya pada 3 dimensi saja. Coba keluar dari pikiran kamu itu dan mencoba berlogika 3 dimensi saja dahulu yang benar setelah itu.

Berpikir dengan logika 3 dimensi sendiri bisa seperti 1+1+1=1 (subjektif), tapi kalau berpikir diluar logika sendiri dan berlogika 3 dimensi dalam sebuah kebenaran yang benar 1+1+1=3 (objektif). Coba renungkan komentar saya ini dan anda mencoba memahaminya secara mendalam nanti dipastikan anda akan menemukan bahwa berlogika dengan Allah SWT, memerlukan kemampuan logika yang berdimensi tinggi dan tidak bisa dalam logika hanya level 3 dimensi. Karena sifat Allah SWT adalah Cahaya diatas Cahaya.

Kamu lihat matahari, menurut logika kebenaran yang benar 1+1+1=3 (objektif), dari mana energi sebesar itu sampai berjuta juta bahkan milyaran tahun terus mengeluarkan energi panasnya lalu pikirkan darimana energi panas yang besar itu, siapa yang membuatNya, siapa yang menjadikanNya. Lalu pikirkan juga rotasi semua bintang gemintang dan jutaan planet, siapa yang menggerakkanNya ? Semoga kalian para Atheisme menjadi tidak paling BODOH SEDUNIA.

Hidup didunia adalah didasari dengan laku pilihan. Anda bisa berkata dan menulis serta berbuat, adalah sebagai resultante memilih. Kalau anda bertanya Agama, itu adalah sebuah pilihan azasi anutan jiwa dan raga manusia yang bisa membentuk manusia menjadi bermanfaat dimuka bumi ini. Agama ibarat manual kehidupan didunia. Jadi pasti ada agama yang paling benar dan paling baik dan paling diridhoi Allah SWT, yaitu Agama yang bisa dibahas dan dikaji serta diuji secara logika 3 dimensi bahkan bisa jauh diatas 3 dimensi. Tahukah anda ada makhluk bernama JIN (dari zat api), MALAIKAT (dari zat cahaya) selain Manusia (dari tanah) ? Untuk membahasnya harus memakai logika diatas 3 dimensi.

Hakikatnya (semua dari Allah SWT), yang menggerakkan semua makhluk hidup didunia planet bumi ini dalam keluarga bintang matahari adalah Matahari, para burung dibumi ini dapat bergerak karena matahari (makanan burung terjadi karena matahari), manusia bergerak karena matahari, makanan makhluk hidup terjadi fotosintesa juga karena matahari, kendaraan bergerak yang masih menggunakan minyak fossil adalah karena matahari. Lalu matahari siapa yang membuatnya ? Apakah bisa terjadi bintang dan planet beserta kelengkapan isinya yang jumlahnya milyaran bintang dan planet terjadi dengan sendirinya dalam keteraturan yang sangat tepat ? Jawabannya adalah pasti ada yang mengaturNYA, membuatNYA dan menjadikanNYA. Dialah Allah SWT. (Abah Pitung)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline