Lihat ke Halaman Asli

Pencitraan Baru Jokowi dengan Suku Anak Dalam Jambi

Diperbarui: 1 November 2015   08:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah gagal dalam kunjungan ke AS karena keputusan kunjungan perjalanan yang salah kaprah disaat banyak rakyat yang menderita kepekatan asap hutan (Kunjungan ke AS dipercepat pulang), oleh para Tim designer pencitraan Jokowi dibuatlah kunjungan ke Jambi untuk menonton serta melihat penderitaan rakyat dari kebakaran hutan disekitar Jambi. Sebuah foto dari beberapa photo yang paling populer dengan Suku Anak Dalam (SAD) diekspose layaknya seperti gaya blusukan Jokowi dahulu, kembali dipertontonkan dengan gaya berjongkok seperti berjongkok disisi parit/got kota Jakarta dan inilah photo pencitraan dari gaya berunding Jokowi dengan SAD. Semua tulisan dari para penjilat Jokowi dari bagian skenario Designer Pencitraan Jokowi mengatakan bahwa perundingan dengan SAD adalah satu satunya Presiden Indonesia hanya Jokowilah yang mau memperhatikan SAD. Bahkan bisa satu satunya Presiden didunia dan dalam sejarah manusia bumi yang mau berkesempatan bertemu dengan SAD (Bisa diusulkan masuk GBofR dunia).

Begini dialog dalam Tim Designer Pencitraan Jokowi : Ini, kunjungan ke AS terlihat dan diketahui seluruh rakyat Indonesia sebagai kunjungan yang gagal, bagaimana kita bisa menyelamatkan muka Jokowi dan muka buruk kita semua sebagai penjilat bayaran dari nilai negatif masyarakat di Indonesia ? Ada usul dari rekan rekan ? Ada usul kata dari salah seorang, bagaimana kalau nanti berangkat dari AS, pesawat Jokowi langsung saja mendarat ke wilayah Jambi dan disana kita program untuk bisa bertemu dengan SAD, karena yang paling menderita mereka itu. Lalu berita dan fotonya bisa kita gunakan untuk menutupi kegagalan kunjungan ke AS ini dan kita akan ekspose dimedia apapun tentang Jokowilah satu satunya Presiden Indonesia yang pernah menemui SAD, bagaimana. Setuju !!!! Dan inilah tugas serta kreasi para Tim Designer Pencitraan Jokowi untuk bisa menyembunyikan sebuah kebusukan dalam kebusukan lainnya yang lebih besar (Janji janji Jokowi dalam Pilpres 2014).

Permasalahan SAD sebenarnya adalah masalah yang harus dijawab oleh Gubernur dan Bupati setempat (Jambi). Mengapa diambil alih secara tiba tiba oleh Pemerintah Pusat dengan cara langsung Jokowi bertemu dengan SAD (terlalu nyata skenario rekayasa pencitraannya). Mengapa tidak dilakukan sejak awal pembagian segala macam Kartu kartu Pencitraan dan SAD juga mendapatkannya secara perioritas utama ? Mengapa setelah kunjungan gagal ke AS dikatakan bahwa SAD adalah sama dengan warga Negara lainnya dan harus memanusiakan SAD ? (kesadaran yang selalu terlambat=menjadi agenda skenario pencitraan). Mungkin akan ada skenario pertemuan Jokowi dengan para orang hutan dan akan merumahkan mengkandangkan semua orang hutan, lalu diekspose sebagai satu satunya Presiden Indonesia yang mau memperhatikan orang hutan. Atau nanti ada agenda akan bertemu berunding dengan para orang gila di Jakarta yang juga akan merumahkan seluruh para orang gila se Indonesia lalu akan menjadi pencitraan satu satunya Presiden hanya Jokowi lagi (padahal itu sudah menjadi agenda Kemensos umpamanya). Mungkin juga sudah ada agenda Jokowi akan berbicara dengan rumput yang bergoyang dari Tim Designer Pencitraan Jokowi (satu satunya Presiden Indonesia berbicara kepada rumput yang bergoyang).

Kita semua sangat berharap dalam setahun mendatang, Presiden Jokowi-JK bisa membuat agenda kerja terarah yang bisa mempercepat peningkatan kesejahteraan rakyat dengan memenuhi semua janji janji Presiden Jokowi ketika Pilpres 2014 yang lalu. Penilaian sebagian besar rakyat pada 100 hari Jokowi adalah gagal, lalu dikatakan oleh para penjilat Jokowi baru 100 hari tidak bisa menjadi acuan penilaian. Lalu pada 365 hari Presiden Jokowi, juga masyarakat menilai Jokowi masih saja gagal. Bagaimana 2 tahun Jokowi menjadi Presiden ? Masih mampukah ? (Abah Pitung)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline