Lihat ke Halaman Asli

Jangan Terpancing, Ini Sebuah Konspirasi Pencitraan

Diperbarui: 4 September 2015   11:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya sebenarnya paling tidak mau membahas soal ribut di Kabareskrim Kepolisian RI, dan ini adalah permainan politik kualifikasi rendahan bagi saya, padahal ini hanya sebuah permainan Konspirasi, karena memang salah seorang yang sekarang ini lagi diributkan akan dipindah tugaskan kebidang lainnya seperti ke BNN umpamanya. Makanya sebelum dipindahkan, dimunculkanlah issu yang memanas tentang figure dan bekas anak buahnya Budi Gunawan. Anda semua tahukan, BG sekarang ini sebagai Wakapolri sedang suka bersembunyi ?! Ada apa dia bersembunyi ?! Pastilah ada beban psikologis atas jabatan yang dia terima secara tertutup dan rahasia-rahasiaan di Kepolisian RI. Malah sepertinya Presiden Jokowi juga tidak tahu menahu tentang BG akan menjadi Wakapolri ini. Padahal semua ini sudah diskenario lama ketika Jokowi mengusulkan BG sebagai calon Kapolri dan Jokowi juga ikut dalam scenario itu (scenario A gagal, dimunculkan scenario B). Makanya BG sekarang ini bersembunyi sebagai Wakapolri. Jabatan Badrodin Haiti (BH) sebagai Kapolri akan berlangsung singkat karena pensiun. Lalu kalau BH pensiun siapa penggantinya ? Tentu yang suka bersembunyi itukan !

Untuk mempercantik sebuah Konspirasi, dimunculkanlah issu Kabareskrim Buwas yang sedang membongkar kasus besar di PT. Pelindo II dan kasus manipulasi besar lainnya seolah-olah ada pihak-pihak penting dan besar yang terancam atas sepak terjang pembongkaran kasus Dwelling Time Kabareskrim ini. Akan banyaklah tulisan dan pembicaraan serta diskusi yang membela Buwas yang seolah-olah gigih memberantas manipulasi tingkat tinggi lalu ditengah jalan akan docopot oleh kekuatan politik tertentu. Inilah sasaran yang akan dicapai dari issu yang dibombastiskannya berita Kabareskrim ini. Padahal ini adalah merupakan sebuah permainan atau konspirasi untuk memposisikan pencitraan Buwas yang nantinya segera akan berimbas kuat kepada tokoh BG yang saat ini suka bersembunyi. Semua orang tahu bahwa Buwas adalah asuhan BG, imbasnya yang akan dipanen adalah pastilah BG akan lebih baik dari Buwas, lalu sangat pantas untuk menduduki jabatan sebagai KAPOLRI nantinya.

Apa hebatnya Budi Waseso diributkan oleh banyak orang rada dungu yang polos dan tidak mengerti permainan konspirasi. Dia hanya Kabareskrim Polri aksi yang dia lakukan membongkar Korupsi di PT.Pelindo II dan Korupsi lainnya, hanya untuk menutupi aksi dia melakukan KRIMINALISASI PIMPINAN KPK dan hanya pencitraan yang berimbas kepada pencitraan Budi Gunawan Wakapolri yang selalu bersembunyi atas dugaan kuat kesalahan BG di Kepolisian RI. Sadarlah jangan membesar-besarkan sosok Buwas-BG yang kerdil itu. Bisa jadi issu blow-up Kabareskrim Buwas adalah untuk memperkuat kemunculan BG menjadi KAPOLRI yang selalu bersembunyi itu. Waspada atas permainan dan pembodohan publik untuk membesar-besarkan tentang ini. Dampak dari kriminalisasi KPK, sangat banyak kasus Korupsi besar yang tidak bisa ditangani KPK yang berjalan terseok-seok. Malah banyak kasus besar korupsi diambil alih oleh Kepolisian RI, yang seharusnya bisa ditangani oleh KPK.

Perhatikan saja kasus Tolikara masih saja tidak jelas penegakan hukumnya oleh Kepolisian RI. Mau kemana Indonesia dibawa oleh para pejabat seperti ini ? Mengapa kasus Tolikara mengarah menghilang ? karena kemampuan untuk mentriger bagi kepentingan politiknya yang bisa dibombastiskan secara Nasional tidak begitu menarik.

Penulis berharap semua manipulasi korupsi di Indonesia wajib diberantas sampai keakar-akarnya, karena korupsi merupakan sabotase pembangunan Indonesia. Kunci semua ini adalah penegakan hukum yang tidak dijadikan komoditas politik bagi sebuah konspirasi yang hanya untuk mendapatkan perekayasaan pencitraan yang baik. Salam semuanya agar jangan terpancing dan ikut-ikutan membombastiskan pemberitaan berkualifikasi picisan.(Abah Pitung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline