Gebrakan serta gerakan yang dilakukan Jokowi-Ahok membuat pemberitaan yang tak habis-habisnya dan tak bosan-bosannya bagi hampir seluruh masyarakat NKRI menyaksikannya. Rupanya inilah yang mejadi kerinduan seluruh masyarakat Indonesia ingin melihat seorang pemimpin yang setiap saat selalu memikirkan tentang kesejahteraan rakyatnya. Jokowi akhir-akhir ini menjadi icon kepemimpinan pada level Nasional yang melebihi citra Presiden RI sendiri saat ini walaupun Jokowi sebagai seorang Gubernur saja pada daerah yang juga tidak begitu luas yaitu DKI Jakarta. Jokowi-Ahok banyak disenangi para wartawan dan rakyat Jakarta akan tetapi banyak pula para pejabat di DKI dan DPRD yang gemar manipulatif, akan sangat tidak senang kepada Jokowi-Ahok.
Semua Menteri bahkan Presiden menjadi tenggelam bersama kinerja mereka sendiri yang lamban dan berlagak bagai raja-raja mini dibelajkang meja dibidang jabatannya masing-masing. Mereka berpendapat saya kan sudah menjalankan manajemen pada bidang jabatan saya, tentu bawahan sayalah yang melaksanakan perintah dan komando saya dan saya tinggal menerima laporan saja. Itulah Pemimpin menurut para Menteri dan seorang Presiden saat ini dan hal seperti ini adalah sebuah wujud kepemimpinan gaya kuno yang seharusnya sudah ditinggalkan jika masih diterapkan pada suatu manajemen kenegaraan atau kepemerintahan di zaman globalisasi ini. Banyaknya bawahan dalam manejemn pemerintah selama ini mereka hanya melaporkan kegiatan sekedar bapak senang sekedar atasan senang, dan ini terjadi karena ketidak mampuan bawahan melaksanakan perintah atasan. Kinerja buruk dari banyak pemerintahan di NKRI ini dapat terjadi karena tidak adanya figur panutan yang baik dan bahkan banyak contoh tidak baik dan contoh buruk yang dilakukan para atasan yang banyak disaksikan oleh para bawahan. Dampaknya adalah kinerja manajemen Pemerintah yang melulu manipulatif serta berbohong kepada rakyatnya serta atasannya.
Bayangkan kehadiran Jokowi-Ahok banyak mengagetkan para bawahan pada menejemen pemerintah DKI Jakarta. Selama ini, manajemen pemerintahan di DKI Jakarta amat sangat santai karena pengaruh gaya kepemimpinan para Gubernur yang lama. Disamping bergaya kepemimpinan lamban dari terdahulunya, banyak para oknum Kepala Dinas yang bisa main-main dalam manipulasi APBD yang dibiarkan oleh pemimpinnya. Kini dengan kehadiran Jolowi-Ahok, kinerja lamban dan budaya koruptif di Pemda DKI Jakarta mulai dibenahi sehingga para oknum pejabat di DKI Jakarta akan terhambat nafsu birahi manipulatifnya gara-gara kehadiran Jokowi-Ahok. Ini merupakan musuh didalam Pemda DKI Jakarta. Musuh lainnya adalah dari para oknum Partai berpikiran kerdil di DPRD yang berupaya dengan cara halus berkonspirasi untuk menghambat kinerja Jokowi-Ahok. Jika di DPRD nanti ada Komisi DPRD yang berupaya menghambat dan itu merupakan program untuk pemberdayaan rakyat, maka Jokowi-Ahok tinggal mengadukannya kepada rakyat Jakarta saja, sehingga DPRD akan berhadapan dengan seluruh rakyat Jakarta.
Untuk keamanan selanjutnya bagi Kepemimpinan Jokowi-Ahok hingga 5 tahun kedepan, diperlukan perlindungan dan dukungan dari seluruh rakyat Jakarta terhadap kinerja Jokowi-Ahok selama ini, karena kedua orang ini sudah merupakan figur SDM aset Nasional. Saya mengucapkan kepada Jokowi-Ahok selamat bekerja serta berkinerja dan jangan takut dalam menghadapi para oknum pemda dan oknum DPRD yang busuk serta kerdil wawasan. Seluruh rakyat mengharapkan apabila Jokowi-Ahok menemukan para oknum kepala dinas yang busuk-manipulatif, maka segeralah mereka disingkirkan dari dalam manajemen pemerintahan DKI Jakarta. Begitu juga para oknum Partai yang ada di DPRD jika ada yang mengganjal segeralah dilaporkan kepada masyarakat Jakarta. (Abah Pitung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H