Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Banyak Harta Membuat Orang Jadi Sombong

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ketika orang tersebut belum memiliki banyak harta, dia sangat baik dan ramah kepada setiap orang, teman dan sanak saudara apalagi tetangga. Komunikasinya kepada setiap orang sangat enak dan menyenangkan banyak orang. Banyak pula orang yang berteman dengan dia juga senang. Semua orang berkesimpulan enak ngobrol dengan dia.

Pada saat posisi dia belum memiliki banyak harta, dia perlu banyak teman dan teman itu dengan siapa saja itulah prinsipnya ketika itu. Mana tau kalau berkomunikasi dengan banyak orang dan berteman, bisa mendapatkan peluang informasi yang bisa mendatangkan rizki itulah pendapat dia ketika itu. Memang benar ketika dalam proses waktu pertemanan dia kepada siapa saja, melalui pertemanan inilah dia mendapatkan bermacam informasi yang bisa dia pilih untuk menjadi pilihannya untuk menjawab problematika penghasilan hidupnya. Dalam pergaulannya sehari-hari ternyata dia mendapatkan teman yang berprinsip "hidup adalah sekali maka berbuatlah yang terbaik" teman ini juga merupakan teman menangis artinya "teman yang sangat tau tentang keadaan kita dan sangat empati bila kita susah dia mensolusi, bila kita lagi senang dia dengan setia mengingatkan". Teman ini ternyata memiliki potensi yang luar biasa kreatif dan inovatif atas gagasannyalah pertemanan ini bisa membuat suatu aktifitas produktif yang bisa menghasilkan pendapatan harian dan bulanan bagi saya dan dia. Usaha kami berdua menampakkan pertumbuhan yang signifikan sehingga kami berdua memerlukan beberapa orang karyawan untuk membantu usaha yang sedang kami jalankan.

Waktu, hari, bulan dan tahun berjalan demikian cepatnya, tidak terasa perusahaan kami sudah beromzet milyaran rupiah mitra perbankanpun ada tiga bank besar yang selalu menawarkan pinjamannya kepada usaha kami. Memang Bank di Indonesia selalu mencari perusahaan yang memiliki profitabilitas, manajemen dan kredibilitas yang  baik, ketika kami susah disaat perintisan dalam membangun usaha, tidak ada satupun Bank yang melirik kami, berbagai analisa prospek usaha kami buat, tidak ada satupun Bank yang tertarik. Alasan mereka adalah inikan masih usaha baru, marketingnya masih sangat lemah dan manajemennya juga masih sederhana. Memang kami saat itu menggunakan modal sendiri dari kami berdua yang sedikit demi sedikit dari keuntungan merupakan capital formation yang secara takterduga menjadi membesar dalam mendukung permodalan usaha kami. Teman saya ini memang sangat kreatif dan invatif.

Pada suatu saat dan periode tertentu, usaha kami sudah merambah berbagai propinsi dan memerlukan jaringan on-line yang setiap saat bisa kami awasi melalui rumah disaat berada dikendaraan dan dimanapun melalui Ipad yang sangat canggih yang kami beli disaat berkunjung ke Taiwan setahun yang lalu. Karyawan kamipun sudah sangat bertambah dan syukur Alhamdulillah kami bisa menggaji para karyawan dengan pendapatan yang sangat lumayan diantara rata-rata perusahaan lainnya, bahkan kami tidak memakai acuan UMR dan sistem pemberian gaji pada perusahaan kami sudah jauh diatas UMR. Para karyawan kamipun sangat disiplin dan juga kreatif dan invatif berkat didikan dari teman saya.

Kami berdua sudah memiliki rumah sendiri sendiri dan keluarga masing-masing, kami selalu dekat dengan para karyawan yang kami sebut (mitra-sahabat usaha). Suatu saat kami harus melepas kedudukan Direksi dan ingin menjadi Komisaris saja karena usaha sudah terlalu besar dan umur kami juga sudah menua. Para Direksi yang kami angkat tentu dari kader mitra usaha kami selama ini yang kami pandang pantas menempati posisi jabatannya. Disamping gaji bulanan yang cukup baik kami memberi pinjaman kendaraan yang bisa dicicil setiap bulannya, sehingga kendaraan itu bisa menjadi milik para karyawan disuatu saat.

Dalam perjalanan waktu kami mendapatkan banyak berita tentang perilaku para Direksi kami dari karyawan lainnya yang selalu silaturahim kepada kami berdua. Disampaikan kepada kami bahwa ada para Direksi yang pola hidupnya menyimpang dari pola hidup awal dan prinsip lamanya. Kekayaan yang mereka terima ternyata menjadi kesombongan yang tidak berdasar sehingga pola konsumtif sangat berpengaruh pada diri masing-masing Direksi.

Saya mengingatkan kepada beberapa Direksi agar jangan demikian jangan lupa diri, dan materi serta kekayaan jangan dijadikan Tuhan bagi kalian. Semua materi yang kita dapatkan adalah merupakan titipan dari Allah SWT  dan sifatnya sangat sementara. Hal ini saya lakukan untuk menjaga kinerja kelangsungan perusahaan. Setelah saya peringatkan ternyata mereka sukar untuk merubah pola hidup yang sangat hedonis. Untuk itu terpaksalah saya melakukan peringatan keras secara tertulis kepada mereka.

Pernyataan tertulispun sudah tidak dianggap ternyata para istri dan anak-anak mereka sudah larut berada dalam pola hidup yang serba hedonis dan berbiaya tinggi. Pada kondisi ini saya melihat kinerja mereka juga sudah menurun terhadap mendukung peningkatan pendapatan perusahaan. Saya harus tegas dan tibalah saatnya saya bersama teman perintis melakukan pemecatan para Direksi ini. Alasan saya bersama teman perintis bahwa para Direksi sudah tidak mampu bersyukur memanfaatkan rizki yang mereka peroleh dan cenderung berpola hidup bermewah-mewah tanpa memperhatikan lingkungan kehidupan tetangga lainnya serta merusak lingkungan karyawan lainnya yang sudah memiliki budaya perusahaan.

Saya membuat surat pemecatan dan para Direksi terpaksa berhenti bekerja dari perusahaan yang kami bangun. Pada saat itu Perusahaan terpaksa kami ambil alih kendali dengan mencoba menerima lamaran dari calon Direksi baru non kader dengan bantuan seorang psikolog untuk saringan terhadap calon Direksi terbaik.

Saya membayangkan Negara Indonesia dimana para Direksinya adalah para Menteri, Gubernur, Bupati,Walikota yang dipimpin Presiden Direksi seorang Presiden. Sedangkan seluruh rakyat sebagai pemiliknya. Bagaimana tidak bangkrut negara Indonesia ini jika semua pejabat tinggi melakukan korupsi serta tidak dipecat dengan segera.

Salam sukses selalu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline