[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Jokowi / kompas.com (Robertus Belarminus)"][/caption]
Jokowi di demo oleh banyak mahasiswa ITB di Bandung, akibatnya rencana penyampaian kuliah umum oleh Jokowi gagal total. Bayangkan saja aksi penolakan kekampus ITB itu dihadang dengan sepanduk panjang bertuliskan "Tolak Politisasi Kampus" disamping berbagai teriakan para mahasiswa yang melecehkan kedatangan Jokowi.
Bagaimana tidak kecewa, Jokowi yang baru saja dalam pemberitaan berseteru dengan Puan Maharani dan dilanjutkan adanya berita pengusiran Jokowi oleh Puan, lalu berita itu ditepis oleh Jokowi dengan mengatakan bahwa sejak tanggal 9 April 2014 malam setelah dari Metro TV, dia belum pernah bertemu Puan Maharani. Apalagi pertemuan itu adalah pertemuan amat sangat penting yang dihadiri oleh Megawati. Anehnya Jokowi berani mengatakan bahwa Puan Maharani sedang berada di Hongkong. Sampai saat ini, pembuktian Puan ke Hongkong tidak bisa dibuktikan. Artinya Jokowi sang capres PDIP berbohong kepada publik agar berita miring atas pengusirannya dalam rapat penting itu adalah tidak benar dan bohong besar. Sampai detik inipun, dari pihak PDIP belum ada penuntutan kepada The Jakarta Post padahal pemberitaan miring itu sangat memukul organisasi partai dalam ketidak kompakannya diantara para petinggi PDIP. Malah citra keburukan sinergi kepemimpinan PDIP ini bisa berdampak buruk dalam menjalani pemerintahan kedepan. Malah dalam kehidupan masyarakat berseliweran opini "Partai Wong Cilik akan kembali menjadi Partai Wong Licik" seperti yang pernah terjadi dahulu.
Jokowi rupanya adalah sosok yang sangat disetujui oleh Amerika Serikat dan bisa dibuktikan dengan pemberitaan internasional yang cukup gencar juga. Disamping itu istri Jokowi juga sudah diangkat oleh sebuah organisasi Internasional dibidang kemanusiaan dalam jaringan Freemasonry. Lengkaplah sudah Jokowi yang sang Capres PDIP ini didukung oleh kekuatan asing yang memiliki kepentingan strategis di Indonesia ini. Disamping kekuatan asing Jokowi didukung juga oleh para kapitalis Cina di dalam negeri sebagai jaringan kekuatan ekonomi asing juga selama ini. Kalau dahulu SBY adalah antek kekuatan asing, maka kini Jokowi juga akan dijadikan antek kekuatan asing dalam rangka kesinambungan hegemoni kekuatan asing di Indonesia. Bisa kita rasakan nantinya jika para antek kekuatan asing ini berkuasa di Indonesia yaitu penderitaan dan kemelaratan berkesinambungan dari seluruh rakyat miskin serta kekayaan sumber daya alam (SDA) kita akan kembali dikuras habis. UU strategis yang sudah didesign berpihak kepada kekuatan asing akan sangat sulit untuk direvisi apalagi diganti.
Karena Jokowi sudah dinyatakan resmi sebagai capres dari PDIP, tentu seluruh sepak terjang Jokowi akan mengandung kegiatan yang tidak bisa dilepas dari kegiatan politik. Para mahasiswa ITB memang sudah sangat benar melakukan demo penolakan kehadiran Jokowi di kampus ITB.
Pernyataan dari oknum petinggi PDIP yang mengatakan kehadiran Jokowi ke ITB dalam rangka kerja sama Pemprov DKI Jakarta dengan Pemda Kota Bandung, dengan maksud kota Bandung sebagai "Kota Pintar atau Smart City", makanya Rektor ITB mengundang Jokowi ke kampus ITB. Ini adalah alibi petinggi PDIP yang mengakali negative prosedur kampus bebas kampanye politik. Maksud oknum politisi kotor ini adalah dengan predikat tersebut Jokowi bisa masuk kampus dan bisa mencapai target utama untuk memberikan kuliah umum pada Kamis 17 April 2014 di kampus ITB. Sebenarnya target kehadiran Jokowi ke kampus ITB adalah yang terpenting bisa menyampaikan kuliah umum itu kepada seluruh mahasiswa ITB dan peristiwa ini akan dijadikan bahan materi kampanye selanjutnya kedepan menjelang Juli-September 2014. Ternyata para mahasiswa ITB jeli dan pintar membaca politisasi kotor dan strategi busuk dibalik kedatangan Jokowi ini. Salam selamat untuk seluruh Mahasiswa ITB Bandung. (Abah Pitung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H