Lihat ke Halaman Asli

Pembenaran Tidak Benar Tentang “Petugas Partai”

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Ketika Megawati SP sang ketua umum PDIP (Partai pemenang tipis Pileg 2014) berpidato pada tanggal 14 Mei 2014 di Lenteng Agung Jakarta, Megawati berucap :

"Saya pesan ke Pak Jokowi, sampeyan tak (saya) jadikan capres, tapi jangan lupa ingat capresnya saja, anda adalah petugas partai yang harus melaksanakan apa yang ditugaskan partai"

Ketika ucapan ini mendapatkan reaksi dan tanggapan yang negatif terhadap Megawati dan Jokowi, maka para kader PDIP belepotan menjawab pembenaran dari berbagai pertanyaan dan ulasan. Termasuk para penulis pendukung Jokowi dimedia manapun berupaya melakukan "pembenaran". Kerepotan melakukan pembenaran ini berkesan kuat sebagai "The King can do no wrong".

Lucu juga membaca dan mendengar berbagai pembenaran itu. Tidak ada satupun dari para pembenar yang bisa memberikan penjelasan secara masuk akal walaupun dengan berbagai aneka jungkir balik argumentasi malah ada yang dibumbui dengan aneka istilah asing supaya kelihatan ilmiah. Saya memperhatikan dari beberapa penulis sepecialis pembenaran, tidak ada yang dapat memberikan penjelasan yang akurat serta tepat malah semuanya ngawur dalam upaya pembenarannya tentang "Petugas Partai". Memperhatikan berbagai gaya penulis pembenaran, ternyata pendidikan tinggi yang mereka ikuti dan lakukan, adalah untuk digunakan bagi memanipulasi dan mempertahankan kesalahan ucap dan kesalahan tulis menjadi pembenaran.

Memperhatikan kalimat ucapan Megawati diatas, ada kesan kuat bahwa Megawati ingin menunjukkan bahwa dirinya adalah orang satu-satunya yang memiliki dan menguasai sosok Jokowi. Perhatikan kalimat : "sampeyan tak (saya) jadikan capres, tapi jangan lupa ingat capresnya saja". Kemudian Megawati sangat ingin mencuatkan pola pikirnya dalam suasana kesan kesombongan bahwa dirinya sebagai penentu kuat adanya Jokowi, sebagai penentu keberadaan dan kehadiran Jokowi menjadi capres. Perhatikan kalimat : "anda adalah petugas partai yang harus melaksanakan apa yang ditugaskan partai". Nilai-nilai kesombongan diri serta mengecilkan posisi Jokowi serta Jokowi diposisikan sebagai sosok yang dicalonkan sebagai Presiden Indonesia dan untuk bangsa besar Indonesia, akan tetapi dalam kepartaian, Jokowi disebut sebagai "Petugas Partai". Secara maknawi nilai diri sosok Jokowi menjadi sangat jomplang dengan sebutan petugas jika dibandingkan dengan jabatan sebagai Presiden Indonesia. Tentu bagi semua rakyat Indonesia akan mengatakan hai Megawati, kami tidak butuh seorang petugas partai, yang kami perlukan adalah tokoh, pemimpin dan bapak bangsa yang bisa menjadi Presiden Indonesia kini dan kedepan.

Petugas Partai artinya adalah orang yang melaksanakan tugas partai dari pemberi tugas dalam menjalankan semua ketentuan dari partai dan kepartaian. Petugas Partai harus melakukan pelaporan semua aktifitasnya dan bertanggung jawab hanya semata kepada pemberi tugas.

Sebaiknya Megawati SP bisa menghargai Jokowi dengan menyebutkan Jokowi sebagai "Kader Partai Terbaik" makanya kami calonkan sebagai Presiden.

Kita saksikan bersama kedepan sebelum Pilpres 2014 adanya acara debat pasangan Capres dan Cawapres, disinilah seluruh rakyat Indonesia bisa menilai siapa yang paling pantas menjadi Presiden Indonesia 2014-2019. (Abah Pitung)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline